AMBON, Siwalimanews – Pasca varian baru virus corona yang terdeteksi di India sudah masuk ke Indonesia, Mabes Polri menginstruksikan polda jajaran termasuk Polda Maluku untuk mengawasi WNA asal India.
Melalui video conference, Wakapolri, Komjen Gatot Eddy Pramono mengatakan kepada seluruh polda jajaran agar dapat melakukan sosialisasi secara masif. Termasuk terkait dengan program vaksinsi.
“Sosialisasikan secara masif prgoram vaksinisasi, jangan menjadi euphoria, optimalkan kecepatan vaksinisasi serta awsi WNA India,” pinta Wakapolri dalam rapat internal dengan Kapolda se-Indonesia pekan kemarin.
Dalam rapat internal melalui video conference itu Kapolda Maluku, Irjen Pol Refdi Andri didampingi Karo Ops, Direktur Binmas dan perwira menengah Bidang Kedokteran dan Kesehatan Polda Maluku.
Rapat membahas Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) berskala mikro dan vaksinasi. Wakapolri menyebutkan, PPKM berskala mikro dapat menahan laju penyebaran Covid-19. Ini terbukti saat penerapannya saat libur Paskah.
Orang nomor dua di Polri ini menekankan kepada kapolda jajaran untuk menolak kedatangan orang asing yang memiliki perjalanan dari India.
“Menolak masuk orang asing yang memiliki perjalanan dari wilayah India, melakukan pengawasan kedatangan dan proses karantina wajib bagi WNI dan WNA yang masuk ke Indonesia,” harapnya.
Seperti diketahui, untuk mencegah terjadinya ledakan kasus positif Covid-19 seperti di India, pemerintah melakukan berbagai pengetatan. Di antaranya dengan menghentikan sementara pemberian visa kunjungan dan visa tinggal terbatas, serta menolak masuknya warga negara asing (WNA) yang memiliki riwayat perjalanan 14 hari terakhir ke India sebelum masuk ke Indonesia.
Bagi warga negara Indonesia (WNI) yang juga memiliki riwayat perjalanan 14 hari terakhir ke India masih diperbolehkan masuk, namun diwajibkan untuk dikarantina selama 14 hari.
Selain itu, pengetatan juga dilakukan pemerintah di semua pintu masuk kedatangan seperti bandara Soekarno Hatta, Juanda, Kuala Namu, Sam Ratulangi, serta di pelabuhan yakni di Batam, Tanjung Pinang dan Pelabuhan Dumai.
“Kita pastikan semua nanti yang pernah datang atau mengunjungi India itu akan menjalani genome sequencing agar kita bisa melihat apakah terjadi mutasi baru atau tidak,” jelas Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin
Pemerintah juga kata Budi akan memperkuat screening terhadap para pekerja migran Indonesia (PMI) yang diperkirakan akan kembali ke tanah air dalam jumlah yang cukup banyak. Mereka yang pulang, kata Budi, akan langsung dikarantina dan isolasi.
Budi menjelaskan, ledakan kasus Covid-19 yang terjadi di India selain disebabkan oleh mutasi baru virus corona yang lebih cepat menular, juga dikarenakan abainya masyarakat dalam menerapkan protokol kesehatan. Di India, kasus harian positif Covid-19 sebelumnya sudah turun sekitar 5.000 kasus per harinya, namun kini meningkat drastis menjadi sekitar 300 ribuan kasus per harinya.
“Untuk kasusnya India adalah karena memang terjadi kelengahan atau tidak waspada dalam menjalankan protokol kesehatan. Karena merasa vaksinasi sudah sukses, karena merasa penurunan jumlah kasus sudah sukses. Untuk itu teman-teman kami ingatkan sekali lagi ya, tolong jaga protokol kesehatan. Jangan sampai kerja keras yang selama ini sudah kita lakukan, keseimbangan seperti arahan Bapak Presiden yang sudah kita capai, kemudian kembali rusak,” jelas Budi.
Ia mengimbau kepada para kepala daerah untuk tidak mengendorkan strategi penanganan “3T” yakni testing, tracing, dan treatment serta terus mensosialisasikan penerapan protokol kesehatan “5M” kepada masyarakat. Hal ini harus terus dilakukan, karena ia melihat beberapa daerah sudah mulai melonggarkan protokol kesehatan karena adanya euphoria dari program vaksinasi massal Covid-19. (S-32)