Pilkada Maluku bakal berlangsung ketat. Sudah bisa dipastikan tiga pasang calon akan bertarung memperebutkan orang nomor satu di daerah ini.

Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vanath, adalah poros baru yang muncul, dengan dukungan dari Partai Gerindra. Walau demikian, partai besutan Prabowo Subianto itu tak bisa sendiri mengusung calon, lantaran hanya memiliki 5 kursi di DPRD Maluku.

Untuk bisa memenuhi syarat pencalonan, Gerindra harus mencari partner koalisi. Dan HL sudah memulainya dengan menggandeng Partai Perindo. Dia dan Vanath Senin (12/8) malam, sudah mendapat rekomendasi partai itu.

Poros berikutnya adalah, Jeffry Apoly Rahawarin yang diusung PDIP berpasangan dengan Mukti Keliobas.

Keduanya telah menerima rekomendasi PDIP yang diserahkan langsung oleh Megawati Soekarnoputri, di Jakarta.

Baca Juga: Mungkinkah HL Gandeng AV?

Sebelumnya, Jeffry sudah lebih dahulu mengantongi rekomendasi Partai Persatuan Pembangunan yang mempunyai dua kursi di DPRD Maluku.

Dengan demikian, Jeffy-Keliobas, telah memenuhi syarat sebagai bakal calon, karena sudah memenuhi ambang batas pencalonan, dengan 10 kursi.

Jauh hari sebelumnya, Murad Ismai dan Michael Wattimena telah lebih dahulu memastikan diri sebagai peserta. Pasangan berjuluk 2M itu didukung Partai Amanat Nasional, Partai Demokrat dan PKB. Terakhir, Partai Keadilan Sejahtera juga memberikan dukungan politik kepada mereka.

Dengan demikian, 2M sudah memiliki dukungan 15 kursi, yang terdiri dari Partai Demokrat 4 kursi, 4 kursi dari PKB, PAN 3 kursi dan PKS punya 4 kursi.

Sejak awal sejumlah kalangan perguruan tinggi memperkirakan minimal ada tiga pasang calon bakal adu kuat dalam  pilkada Maluku November nanti.

Dari perburuan rekomendasi partai politik, sudah bisa disimpulkan kalau perhelatan politik lima tahunan ini akan diikuti oleh sedikitnya tiga pasang calon. Dan dia memastikan, PDIP akan jadi lpenentu terbentuknya tiga poros tersebut.

PDIP akan menjadi partai politik penentu, sebab jika dilihat dari peta politik yang ada dimana tiga partai politik telah memberikan dukungan bagi Murad Ismail dan Michael Wattimena ditambahkan Perindo dan Gerindra telah memberikan rekomendasi juga ke Hendrik Lewerissa dan Abdullah Vantah, terakhir PDIP memberikan rekomendasi kepada Jeffry Apoly Rahawarin dan Mukti Keliobas.

Peluang MI untuk mendapat partai lain masih terbuka. Artinya jika memang dirasakan oleh MI bahwa pukul dan gertakan belum kuat, maka MI akan terus menambah pundi-pundi partai. Tapi bila dirasakan penting pertarungan melebihi dua, maka cukup sampai disitu artinya dia memberikan kesempatan bagi kandidat lain untuk memburu partai lain.

Di sisi lain, munculnya Gerindra untuk memimpin poros baru memang sejak awal telah diduga akan terbentuk, sebab arah kebijakan Jakarta tentu harus termanifestasi pada kekuasaan politik pada level provinsi, kabupaten dan kota.

Kemunculan Gerindra tentu memberikan satu nuansa baru apalagi menggaet partai Perindo dan apakah juga akan Golkar, sayangnya sejumlah kader partai berlambang pohon beringin itu menolak kehadiran Abdullah Vanath yang mendampingi dengan Hendrik Lewerissa, karena mereka tetap menghendaki DPP memberikan rekomendasi kepada ketua DPD Partai Golkar Maluku, Ramly Ibrahim Umasugi walaupun tanpa HL, sapaan akrab Hendrik Lewerissa.

Namun apakah DPP Golkar akan memberikan rekomendasi kepada HL, atau sebaliknya PDIP dan Golkar akan berkualisi dengan memberikan rekomendasi kepada JAR dan Mukti Keliobas yang juga kader Partai Golkar.

Posisi HL untuk mendapatkan rekomendasi Golkar sangatlah kecil, karena munculnya Bupati Seram Bagian Timur berpasangan dengan JAR, sapaan akrab Jeffry Apoly Rahawarin.

Walau demikian, pesta rakyat 27 November 2024 mendatang bakal berlangsung alot. (*)