AMBON, Siwalimanews – DPRD Maluku meminta kepada Pertamina Wilayah Maluku untuk tetap mengawasi penyaluran Bahan Bakar Minyak (BBM) di Maluku.

Hal ini disampaikan Ketua Komisi II, Saodah Tethool saat melakukan rapat kerja bersama Pertamina Wilayah Maluku yang dihadiri oleh Sales Pres Manager Maluku, Gali Pradipto.

Menurut Tethool pertemuan bersama Pertamina berdasarkan laporan dari masyarakat yang ada di Kecamatan Leihitu yang mengeluhkan persoalan kelangkaan BBM yang dirasakan sejak beberapa terakhir ini.

“Pertemuan dengan Pertamina soal kelangkaan BBM ini sesuai laporan masyarakat Kecamatan Leihitu yang mengeluhkan masa­-lah kelangkaan BBM,” ujarnya.

Dari laporan masyarakat, kata Tethool, pihak Pertamina menegaskan jika kuota BBM terdistribusi dengan baik pada beberapa SPBU yang ada di Kecamatan Leihitu. Dijelas­kannya, sesuai keterangan pihak pertamina dari empat unit SPBU yang ada ternyata hanya beberpa yang beroperasi sedangkan yang lainnya tidak beroperasi, sehing­ga menimbulkan pertanyaan bagi komisi kemana kuota BBM pada SPBU yang tidak beroperasi.

Baca Juga: Pemkab SBB Kembali Salurkan Bansos Tahap Empat

“Dari 4 titik SPBU di Leihitu pada kenyataannya ada beberapa SPBB yang tidak berfungsi lagi dan menjadi pertanyaan kita dimanakah kuota BBM yang dialokasikan untuk daerah Leihitu itu,” tanyannya.

Ternayata dari data yang diterima Komisi dimana salah satu SPBU yang ada di Kabupa­ten SBB khususnya yang berada di Ketapang mengambil BBM dari Leihitu yang berakibat pada berkurangnya kuota BBM yang ada di Maluku Tengah secara khusus Kecamatan Leihitu.

Karenanya, Komisi II meminta kepada Pertamina untuk lebih memantau dan mengawasi secara ketat distribusi BBM di Maluku, terutama pada daerah-daerah yang rawan kelangkaan BBM. “Kami  minta dari pihak Pertamina untuk lebih memantau dan mengawasi secara ketat rantai distribusi BBM di Maluku terutama  did aerah-daerah yang rawan kelangkaan BBM,” tegasnya.

Menanggapi permintaan Komisi II, Sales Pres Manager Maluku, Gali Pradipto menegaskan terkait kelangkaan yang terjadi di Kecamatan Leihitu sebenarnya bukan merupakan kelangkaan namun karena faktor penyaluran yang terhamat.

“Soal Kelangkaan di Leihitu, yang sebenarnya bukan kelangkaan tapi faktor penyaluran saja,” ungkap Gali.

Gali menjelaskan Pertamina akan menambah kuota BBM bagi masyarakat Leihitu, sehingga ketersedian BBM di Leihitu lebih mencukupi untuk kebutuhan BBM sehari-hari.

Ditanya soal besaran kuota BBM yang akan ditambah, Gali mengungkapkan tergantung  dari permintaan pemerintah daerah untuk melakukan penambahan, sebab Pertamina tidak dapat melakukan penambahan tanpa ada rekomendasi atau  informasi dari pemerintah daerah.

“Belum ada  kalau sudah ada permintaan pertamina pasti evaluasi,” terangnya.

Namun, kata Gali untuk  saat ini pertamina  akan melakukan pengawasan sebagaimana permintaan Komisi II, karena telah diinformasikan DPRD jika  pendistribusiaan BBM tidak tepat sasaran.(Cr-2)