AMBON, Siwalimanews – Sidang Jemaat GPM Eirene secara resmi dimulai setelah dibuka Sekretaris Majelis Pekerja Klasis GPM Kota Ambon, pendeta M. Takaria, Minggu (24/2).

Dalam sambutan pendeta Takaria mengatakan persidangan jemaat ini memiliki posisi strategis dalam rangka mengem­bangkan amanat misi pelayanan atau mengimple­mentasikan keputusan-keputusan strategis gereja.

Untuk itu ia mengajak peserta sidang untuk memiliki pema­ha­man bersama, bahwa persida­ngan jemaat bukan hanya merupakan wujud pelaksanaan tugas organisasi/kelembagaan semata.

“Persidangan jemaat adalah juga sebuah perbuatan gerejawi yang kita aktakan bersama dalam berbagai evaluasi dan kebijakan kedepan,” terangnya.

Beberapa hal penting perlu diperhatikan menurutnya, pertama, momentum persidangan jemaat haruslah memotivasi dan membanguh kesadaran bersama dalam gerak pelayanan dan tanggung jawab para pelayanan dan umat.

Baca Juga: Kemenkominfo: UU PDP Segera Diberlakukan

Kedua, dalam situasi sulit sekarang ini dengan berbagai tantangan yang mempengaruhi tingkat capaian pendapatan keuangan jemaat. “Diharapkan jemaat harus membudayakan program prioritas pelayanan yang berbasis pada renstra jemaat. Itu berarti jemaat secara perlahanan membentuk manajemen program yang terukur dan evaluasinya dilakukan secara bersama-sama oleh majelis,” terangnya.

Ia meminta apapun program dan kegiatan pelayanan yang dirancang mestilah bertumpu pada kekuatan keuangan gereja dengan segala ciptaannya.

Dikatakan, capaian keuangan jemaat tentu turut berpengaruh secara internal terhadap penataan dan pengembangan pelayanan jemaat.

Untuk itu ia meminta jemaat GPM Eirene untuk tetap menjaga situasi jemaat dan lingkungan secara aman dan damai.

“Warga jemaat harus menopang tugas-tugas gereja dan doakan pemilihan majelis jemaat GPM periode 2025-2030 yang akan berlangsung pada bulan Juni,” pintanya.

Ditempat yang sama camat Sirimau dalam sambutan yang dibacakan Lurah Batu Gajah, Diana Tamaela menambahkan Pemkot Ambon terus berupaya untuk memperkuat daya tahan perekonomian yang sudah terbentuk selama ini.

“Keberlanjutan intervensi pada program-program pemberdayaan masyarakat tetap dijaga karena perannya sangat vital, dalam menjaga daya beli masyarakat untuk menjamin stabilitas sosial dan ekonomi, ujarnya.

Dia meminta agar jemaat terus menjaga persatuan dan kebersa­maan sebagai warga gereja, tetapi juga dengan masyarakat. Hindari tawuran, keributan maupun konflik baik antar geng maupun antar kelompok. Hindari mabuk-mabu­-kan dan narkoba. Hindari konvoi dan aksi balap liar,” tegasnya.

Kegiatan ini sebelumnya dimulai dengan laporan Ketua Tim Pendeta H de Fretes dan pidato oleh Ketua Majelis Jemaat GPM Eirene, pendeta A. Tuarlela. (S-05)