AMBON, Siwalimanews – Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar 2018 menunjukan tren peningkatan penyakit jantung, yakni 0,5 persen pada 2013 menjadi 1,5 persen pada 2018.

Penyakit jantung juga masih menjadi penyebab tingginya tingkat kematian di dunia dan penyebab utama kematian di Indonesia.

“Hal ini menyebabkan, penyakit jantung menjadi beban biaya terbesar. Data BPJS Kesehatan tahun 2021, pembiayaan kesehatan terbesar ada pada penyakit jantung 7,7 triliun,” jelas Wakil Sekretaris IDI Maluku, Enseline Nikijukuw disela-sela pelantikan pengurus PERKI Cabang Maluku, periode 2022-2025, yang berlangsung disalah satu hotel di Ambon, Sabtu (12/8).

Ia mengaku dengan hadirnya pengurus PERKI yang baru dilantik diharapkan dapat dapat memberikan pelayanan pengobatan penyakit ini yang berkualitas.

“PERKI juga harus memberikan edukasi kepada pasien maupun masyarakat Maluku, mengenai kesehatan jantung dan pembuluh darah, harapnya.

Baca Juga: Duh! Ratusan Warga Ambon Terpapar HIV-AIDS

Ditempat yang sama Ketua PERKI Maluku yang baru Iman Haryana mengaku, di Maluku hanya terdapat 6 spesialis jantung dan pembuluh darah.

“Itu pun belum tersebar ke kabupaten kota. Dengan itu, maka proses distribusi spesialis jantung dan pembuluh darah di Maluku ini, akan menjadi fokus PERKI kedepannya,” janjinya.

Ia merinci, spesialis jantung dan pembuluh darah di Ambon 4 orang, Piru 1 orang dan Saumlaki 1 orang.

“Target kita kedepan soal pemerataan atau distribusi spesialis penyakit jantung yang hingga kini masih menumpuk di Kota Ambon,” harapnya. (S-25)