Pempus Nilai Maluku tak Siap Menuju LIN
AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Pusat (Pempus) melalui Kementerian Koordinasi Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenkomarves) menyindir habis Pemprov Maluku terkait kesiapan menuju Lumbung Ikan Nasional (LIN).
Bagaimana tidak, ternyata Pemprov Maluku selama ini getol teriak LIN tapi tidak siap dari sisi perencanaan. Deputi Bidang Koordinasi Sumber Daya Maritim, Kemenkomarves, Safri Burhanuddin menegaskan, pemda jangan hanya getol teriak LIN, tapi tak ada perencanaan yang tergambar dalam master plannya.
Pemerintah daerah juga kata Burhanuddin saat membuat perencanaan pembangunan jangan hanya satu isu saja, melainkan secara keseluruhan dan terpadu.
“Dalam pembangunan LIN kita lihat ada dua isu utama disini yakni pariwisata dan perikanan. Jadi terintegrasi dimana mau bangun pelabuhan, bandara itu semua bermanfaat tidak cuma ikan. Makanya kita fokus dua sektor itu,” pinta Burhanuddin kepada wartawan usai rapat koordinasi terkait dengan LIN yang berlangsung di Manise Hotel, Rabu (12/8).
Dikatakan, dimana-mana pemerintah daerah kerap urus administrasi, tetapi pelaksanaan kurang. “Jadi saya minta jangan kita konsentrasi habis energi hanya untuk urus administrasi, tapi regulasi yang menghambat investasi pemprov harus kurangi sehingga bisa terwujud LIN itu di Maluku,” kata Burhanuddin.
Baca Juga: Kapolda Pastikan Pilkada di SBT Berjalan AmanMenyoal LIN membutuhkan anggaran dan bagaimana sikap pemerintah pusat Burhanuddin mengaku anggaran otomatis dari APBD dan APBN.
“Kalau hanya tergantung APBN, LIN tidak jalan. Jangan bermimpi semua ditanggung pempus, itu nggak. Disini kita mau tanya kemampuan Pemda Maluku itu mana sih. Kalau dia mau bangun, tentu dia harus alokasi bajet yang menjadi prioritas perikanan dan kelautan,” tegas Burhanuddin.
Olehnya ia mengingatkan pemda untuk membuat perencanaan pembangunan harus tergambar dalam master plannya. “Ini harus digambarkan dalam rencana besarnya. Dan ini tugasnya pemda sehingga jelas, terlihat, mana tugas pemda, pemerintah pusat berapa dan investor berapa, itu pasti terlihat disitu,” beber Burhanuddin.
Terkait dengan regulasi kedepannya seperti apa, pemerintah pusat akan mendukung dengan kebijakan. Burhanuddin berharap kepada KKP untuk segera menyiapkan Peraturan Presiden terkait LIN.
“Sekarang kita minta KKP untuk menyiapkan perpresnya, kementerian teknis yang menyatakan menyiapkan, ketika sudah sampai ke pak Presiden itu yang kita follow-up, kita akan dukung,” tandas Burhanuddin.
KKP Siapkan Perpres LIN
Ditempat yang sama Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) memastikan sementara melakukan penyusunan terhadap Perpres LIN itu sendiri. “Kami saat ini di KKP sedang memproses Perpres LIN tersebut. Kami berkoodinasi dengan teman-teman di KKP terkait dengan subtansi di Biro Hukum. Kami akan proses segera,” tegas Kepala Bagian Perencanaan Program dan Anggaran, Biro Perencanaan, Setjen KKP, Siddiq Pratomo.
Menurutnya, KKP mengapresiasi usaha-usaha yang sudah dilaksanakan Pemprov Maluku melalui Dinas Perikanan dan Kelautan untuk membahas rancangan Perpres LIN.
“Kami kira ini tidak hanya sebagai simbol LIN tapi juga dapat menggerakan ekonomi Maluku, juga sebagai penyerap tenaga kerja dan dapat meningkatkan ekspor terutama meningkatkan devisa negara,” kata Pratomo.
Ditanya dengan master plan yang diusulkan oleh Pemprov Maluku apa yang masih kurang atau perlu diperbaiki lagi, Pratomo mengaku harus perlu ditambah dengan konsep budidaya dan perikanan tangkap.
“Konsep master plan LIN kami harapkan bisa digabungkan usaha perikanan budidaya dan perikanan tangkap. Termasuk juga usaha penyimpanan logistik perikanan seperti pabrik es dan lain-lain dan dalam master plan harus menggambarkan juga bisnis prosesnya. Bisnis proses misalnya ikan di dapat dari mana, budidayanya dimana juga sudah ditentukan atau prediksi kita akan ekspor kemana. Bisnis proses ini penting karena selama ini kita hanya susun dokumennya saja tapi harus susun juga bisnis plan,” bebernya.
Sementara itu Kadis Kelautan dan Perikanan Maluku, Abdul Haris berharap rancangan Prespres tentang LIN yang ada di KKP segera ditetapkan menjadi Prespres.
“Karena ini menjadi pegangan bagi kita dan menjadi payung hukum supaya dengan landasan itu kita bisa melakukan aktivitas selanjutnya,” ujar Haris. (S-39)
Tinggalkan Balasan