Pemkot tak Punya Kemampuan Tertibkan Pedagang
AMBON, Siwalimanews – Pedagang Pasar Mardika keras kepala. Enggan meninggalkan Mardika meski sudah diwarning Pemkot Ambon. Ratusan kios dan lapak di bongkar Disperindag Kota Ambon dalam rangka revitalisasi Pasar Mardika, para pedagang yang tergusur kembali membangun lapak mereka di lokasi pembongkaran.
Revitalisasi harus tetap jalan, karena jadwal mega proyek pembangunan pasar Mardika sudah harus dilakukan. Tapi, mengatur pedagang untuk keluar meninggalkan lokasi yang akan dibangun pasar representatif itu sangat sulit.
Sampai sekarang Pemerintah Kota Ambon tidak mampu mengeluarkan pedagang dari kawasan Mardika ini. Ketidakmampuan Pemkot Ambon memindahkan pedagang ke pasar lain menunjukan pemerintah kalah wibawa.
Satu pekan sudah pemerintah melakukan penggusuran lapak-lapak pedagang. Tapi pemandangan menarik saat ini, pedagang kembali membangun lapak baru. Kondisi ini seolah menampar muka pemerintah kota, dimana tidak mampu mengatur pedagang.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja (Kasatpol PP), Josias Loppies kepada Siwalima Senin (28/9) mengaku, para pedagang di Pasar Mardika keras kepala. Banyak cara yang digunakan untuk menghalau pedagang agar tidak berjualan, namun tetap saja dilanggar.
Baca Juga: Keras Kepala, Pedagang Kembali Bangun Lapak Baru“Selama ini kan kita sudah berusaha, dari Disperindag, Satpol PP, TNI dan Polri semua kita kerja sama untuk pembebasan lahan itu dan sampai saat ini kan sudah ada pembongkaran. Harusnya para pedagang ini tahu pasar ini dibongkar untuk dibangun baru agar terlihat cantik dan bersih. Tapi apa yang terjadi, mereka (pedagang red) justru keras kepala dan balik bangun ulang lapak-lapak baru,” ungkap Loppies.
Dikatakan, pihaknya sudah berulang kali melakukan pendekatan secara persuafif kepada pedagang. Namun tetap saja mereka berjualan di lokasi yang sama dan enggan beraktivitas di lokasi pasar yang sudah disediakan pemerintah.
“Sebenarnya pedagang ini bisa saja kita main kasar. Tapi kalau kasar nanti dibilang pemerintah tidak manusiawi, melanggar HAM dan lain sebagainya. Padahal sesungguhnya pedagang keras kepala,” pungkas Loppies.
Seperti diberitakan sebelumnya, pedagang Pasar Mardika keras kepala. Enggan meninggalkan Mardika meski sudah diwarning Pemkot Ambon. Ratusan kios dan lapak di bongkar Disperindag Kota Ambon dalam rangka revitalisasi Pasar Mardika, para pedagang yang tergusur kembali membangun lapak mereka di lokasi pembongkaran.
Dibangunnya kembali lapak dengan hanya beratap terpal oleh para pedagang ini, dikarenakan mereka tak ingin alami kerugian, sehingga tetap nekat berjualan di lokasi tersebut.
Yanti pedagang pakaian yang kiosnya ikut tergusur kepada Siwalima di Pasar Mardika, Sabtu (26/9) mengungkapkan, jika tak berjualan ia mengalami kerugian, sehingga tetap nekat berjualan walaupun lapak yang dibuatnya hanya dari terpal.
“Katong tentu rugi kalau seng bajual, makanya katong buka terpal meski dari Disperindag sudah bongkar katong pung lapak, tapi katong jua cari uang untuk makan hari-hari jadi bajual sa,” ungkap Yanti dengan dialeg Ambon yang kental.
Pedagang lainnya Abdullah yang sehari-harinya berjualan sepatu juga mengaku, omset penjualannya sangat turun drastis akibat kiosnya di bongkar.
Omsetnya mengalami penurunan dikarenakan harus berjualan di tempat lain, selain itu juga barang dagangnya dijual obral, karena sudah tak ada tempat untuk berjualan.
“Katong buka tenda ini jua untuk barang dagangan yang ada samua ini katong obral akang,” ujarnya.
Ditanya mengapa sampai tak mau pindah ke lokasi yang sudah disediakan oleh pemkot, ia mengaku, lokasi tempat berjualan yang diberikan pemkot tidak strategis, sehingga mereka alami kerugian. (Mg-6)
Tinggalkan Balasan