Pemkot Prihatin Kekerasan Seksual Marak di Ambon
AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Kota Ambon prihatin akhir-akhir ini kasus kekerasan seksual terhadap anak dibawah umur marak terjadi.
Kekerasan seksual, baik yang terjadi pada perempuan yang meliputi anak dibawah umur, tetapi juga bisa terjadi pada anak laki-laki.
Namun terkadang, kasus ini tidak dilaporkan orang tua, karena beranggapan itu adalah aib keluarga yang tidak harus dibuka atau dilaporkan kepada pihak berwajib.
Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Masyarakat Desa (P3AMD) Kota Ambon, Meggy Martje Lekatompessy mengatakan, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak meningkat. Bahkan kenaikan itu terjadi setiap tahun.
Padahal diberbagai kesempatan, pihaknya selalu mengedukasi masyarakat terutama para orang tua akan hal itu. Termasuk laporkan jika ada atau terjadi dilingkungan masing-masing.
Baca Juga: Galala Bisa Juara Lomba 10 Program PKK“Jangan didiamkan. Terkadang orang menganggap itu aib keluarga yang tidak boleh orang lain tahu. Tapi ketika kasus itu dilaporkan, maka itu menjadi tanggungjawab kita dari sisi pendampingan, baik dari awal pengaduan hingga proses selanjutnya, termasuk proses hukum hingga pemeriksaan kesehatan, akan dilakukan pendampingan,”ujarnya.
Dikatakan, bicara soal pencegahan itu jauh lebih penting. Untuk itu, dibutuhkan peran dan partisipasi masyarakat terkait hal tersebut.
Mengingat, penanganan hanya akan dilakukan terhadap kasus yang dilaporkan. Maka, bagimana usaha pencegahan itu dilakukan mulai dari level masyarakat.
“Dengan itu, kita mendorong semacam pembentukan kelompok di masyarakat, kelompok kerja yang bertugas untuk nantinya melakukan usaha-usaha pencegahan, apakah itu bentuknya sosialisasi atau yang lainnya, termasuk Seskamling masing-masing desa/negeri, agar diaktifkan kembali,” pintanya.
Menurutnya, itu satu sistem pelayanan untuk perlindungan terhadap perempuan dan anak pada level desa/negeri dan kelurahan. Dan itu yang saat ini didorong sebagai bentuk partisipasi masyarakat.
“Kepedulian kita terhadap anak dimana pun berada, jadi bukan anak sendiri yang menjadi tanggungjawab, tapi semua anak dilingkungan kita, menjadi tanggungjawab bersama forum ini sudah ada pada tingjat kota, untuk itu didorong juga ada tingkat desa/negeri dan kelurahan,” tandasnya.
Gelar Seminar
Maraknya kekerasan seksual yang terjadi di Kota Ambon belakangan ini, mengundang keprihatinan semua pihak, tidak terkecuali Pemerintah Kota Ambon.
Dengan itu, Dharma Wanita Persatuan Kota menggelar seminar terkait Revolusi, Mental.
Hal ini dilakukan guna mengubah mentalitas dan juga paradigma serta cara pandang yang lebih positif.
Kegiatan yang bertemakan, “Revolusi Mental membentuk Karakter Positif Dalam
Menghadapi Krisis” itu, berlangsung di ruang rapat Vlisingen, Balai Kota Ambon, Selasa (25/10) dibuka oleh Asisten Perekonomian dan Pembangunan Kota Ambon, Fahmi Salatalohy.
Dalam sambutannya Fahmi menuturkan, bahwa menghadapi perkembangan globalisasi yang semakin kompleks saat ini, dimana berbagai persoalan terjadi, termasuk soal maraknya kasus kekerasan seksual terhadap perempuan dan anak dibawah umur, yang terjadi di Kota Ambon.
Bahkan, lanjut Fahmi, kekerasan seksual itu terjadi hampir setiap minggu, dalam beberapa bulan terakhir ini.
“Per minggu, kasus ini terus naik. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan. Dengan itu, Pemerintah Kota Ambon berharap melalui seminar ini, dapat membantu pemerintah, dan juga masyarkat, bahkan keluarga kita sendiri, untuk menghindari kejadian-kejadian dimaksud,” ujarnya.
Melalui kegiatan dimaksud, sambung Fahmi, para perempuan yang notabenenya adalah orang tua, dapat dipersiapkan untuk mengahadapi era yang semakin kompleks saat ini, dan kedepannya terutama terkait tindakan-tindakan kriminal, dimana anak-anak dibawah umur, menjadi objek dalam kasus itu. Sehingga, itu menjadi tanggung jawab bersama semua pihak.
Dengan itu, Seminra yang melibatkan sedikitnya 50 peserta ini diharapkan, dapat mengikutinya secara baik.
“Agar, pesan dari seminar ini bagi peserta yang notabennya adalah ibu-ibu Dharma wanita dapat diimplementasikan, terutama dalam keluaraganya, lingkungannya, serta masyarakat secara luas. Agar dapat membangun dan mengubah karakter, mentalitas, serta paradigma dan cara pandang yang positif,” tuturnya.
Tidak lupa, atas nama Pemerintah Kota Fahmi juga menyampaikan terima kasih bagi para narasumber yang dihadirkan dalam seminar itu. Diketahui, Narasumber yang dihadirkan, yakni Dr. Dodi Siwabessy, Pdt Beatrix Skilia Soumeru, dan Meggy Martje Lekatompessy. (S-25)
Tinggalkan Balasan