AMBON Siwalimanews – Pemerintah Kota (Pemkot) Ambon terkesan plin-plan mereloksi pedagang Pasar Mardika ke tempat lain guna pembangunan proyek revitalisasi. Hal ini terbukti dengan  masih diberikannya kesempatan lagi kepada pedagang beraktivitas.

Walikota Ambon, Richard Louhenapessy mengaku pihaknya masih memberikan kesempatan kepada pedagang sampai mereka sadar kalau kawasan yang saat ini dijadikan transaksi setiap harinya itu akan dibangun pasar yang represntatif.

“Saya sarankan begini lebih baik diberi sedikit waktu buat kenyamanan jangka panjang kan kita mau bangun ini pasar. Kita pahamilah kondisi pedagang. Kita harus ada antisipasi lingkungannya juga berat itu kita beri jalan saja untuk itu,” ujarnya kepada wartawan di Ambon, Senin (5/10).

Diakuinya, pemindahan tersebut terhambat dikarenakanan lokasi tersebut merupakan lokasi strategi, sehingga justru banyak sekali costumer dalam hal ini masyarakat yang tentu saja masih turun dan melakukan transaksi jual beli.

“Teorinya begini dimana ada gula disitu ada semut. Bagaimana kalau kita mau itu masalahnya, bagaimana dipindahkan ke Passo ke Tantui selama gula itu belum pindah itu semut dia tidak akan pergi begitu,” tandasnya.

Baca Juga: 1.390 Prajurit Kodam Pattimura Naik Pangkat

Pemkot Pasrah

Seperti diberitakan sebelumnya, Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kota Ambon terkesan pasrah dan membiarkan pedagang mengatur Pasar Mardika. Hal itu terbukti dari langkag persuasif yang bverulang kali dilakukan bnemun masih saja takdiindahkan.

Kepala Satpol PP Kota Ambon, Josias Loppies mengungkapkan, kegiatan penertiban di pasar terhadap para pedangang kaki lima telah dilaksanakan berulang kali dengan menggunkan langkag persuasif, namun pedagang tetap tidak beranjak.

“Tidak ada kesadaran dari PKL untuk pindah mereka mau tetap disitu saja di Pasar Mardika mau biking bagemana ada revitalisasi pasar baru mau dan tidak mau mereka harus pindah,” ujarnya kepada wartawan di Ambon, Kamis (1/10).

Diakuinya, selama ini tim gabungan yakni Satpol-PP, TNI/Polri dan Disperindag telah melakukan sosialisasi, namun masih saja pedagang keras kepala bahkan berjualan di tengah jalan tanpa memikirkan para pengendara angkutan umum dan lain sebagainya.

“Selama ini kan Kami sudah laksanakan itu penertiban secara bersama Disperindag TNI dan Polri termasuk Satpol PP. Semua kita sudah berupaya untuk lokasi itu  dibongkar. Nah, sekarang ini yang paling berat PKL tidak mau pindah dari situ, kami tindak keras nanti dibilang melanggar HAM lagi, jadi kami persuasif saja,” jelasnya.

Diakuinya, pihak Pol PP telah berusaha, sudah hampir tiga bulan ini untuk pindahkan mereka (pedagang Red) tapi yang kami hadapi di masyarakat ini PKL itu mereka kepala batu dan merela tidak sadar dan hanya bersikeras untuk berjualan di lokasi tersebut.

“Jadi itu sulit,” pasrahnya.

Loppies menambahkan, sekarang sudah ada pengakuan dari para sopir-sopir angkut atur PKL itu paling sangat sulit sebab mereka kelas kepala. (Mg-6)