PDIP Selangkah Lebih Maju di Aru dan MBD
Tarung Panas Pilkada Golkar vs PDIP (4)
AMBON, Siwalimanews – Hitungan Golkar meleset. Desianus Orno alias Odie Orno yang dijagokan untuk maju dalam Pilkada Kabupaten Maluku Barat Daya gagal mendapatkan rekomendasi Partai Demokrat.
Odie yang berpasangan dengan Bastian Petrusz, Ketua DPD Golkar MBD begitu yakin akan mendapatkan tiket dari Partai Demokrat. Sebab, ia sudah menjadi anggota partai berlambang bintang mercy itu.
KTA yang dikantongi Odie itulah yang dijadikan kakaknya Barnabas Orno untuk meyakinkan Ketua Umum Golkar, Airlangga Hartarto, sehingga akhirnya Golkar memutuskan mendukung Odie.
Tetapi Golkar, Odie dan kakaknya lupa politik selalu dinamis. Menjadi anggota partai bukan garansi untuk mendapatkan rekomendasi.
Odie dan pasangannya berada di ujung tanduk. Terancam tidak bisa mengikuti pilkada karena hanya mendapatkan dukungan dari Golkar yang memiliki tiga kursi.
Baca Juga: Pembuktian Komitmen Murad vs BarnabasAkankah Odie dan pasangannya mendekati Gerindra? Partai besutan Prabowo Subianto ini memiliki tiga kursi dan belum menjatuhkan dukungan politik. Tak mudah didekati. Apalagi sejak awal Gerindra tak masuk hitungan kubu Odie. Gerindra juga tak mau ditempatkan sebagai cadangan.
Tak hanya di MBD, Golkar juga bisa bernasib apes di Kabupaten Kepulauan Aru. Di Kabupaten berjuluk bumi Jargaria ini, Golkar yang hanya memiliki satu kursi mengusung Timotius Kaidel. Butuh lagi empat kursi untuk memenuhi syarat.
Posisi Golkar yang nyaris kehilangan jalan di MBD dan Aru, menempatkan PDIP selangkah lebih maju.
Menurut, Akademisi Fisip Unpatti, Toni Pariela, trik politik seperti itu kerap dilakukan untuk meminimalkan kemungkinan persaingan dengan memukul lawan sebelum bertanding.
Keputusan Demokrat mendukung Benyamin Thomas Noach dan Agustinus Lekwardai Kilikily (BTN-ARI) sebagai pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Kabupaten MBD membuat calon yang diusung Golkar terancam.
“Pasti, kalau tidak memenuhi persyaratan kursi itu tidak akan terlibat dalam pertarungan politik,” tandas Pariela, kepada Siwalima, Kamis (16/7).
Pariela mengatakan, biasanya pada level nasional, lobi-lobi antara partai sangat cair. Berbeda dengan daerah, yang mana relasi antara partai terutama menjelang pilkada mengalami ketegangan yang cukup tinggi.
Dengan begitu, sebetulnya Golkar masih bisa melakukan lobi politik terhadap partai yang diperkirakan dapat membantu meloloskan kandidat yang telah direkomendasikan.
“Sekarang tinggal tergantung dari pimpinan Golkar di daerah untuk melobi pimpinan Golkar di pusat untuk melakukan lobi-lobi lintas partai dan yakinkan pasti bisa,” jelas Pariela.
Pariela juga mengatakan, dinamika politik yang saat ini terjadi antara Gerindra dan Golkar masih sangat mungkin untuk bersatu, karena memiliki flatform yang sama, sehingga kemungkinan untuk membangun koalisi mengusung kandidat terbuka besar, hanya saja membutuhkan proses negosiasi politik yang dewasa dan matang.
“Tidak bisa ngotot tanpa dasar yang jelas, ini sudah harus rasional, tinggal lihat potensi dukungan Golkar dan Gerindra pada level daerah siapa yang lebih kuat untuk menentukan kandidat sebagai bupati atau wakil bupati,” jelasnya.
Apapun yang terjadi dalam dunia politik, kata Pariela, semuanya cair, sehingga yang tidak mungkin bisa menjadi mungkin, termasuk soal rekomendasi dan dukungan partai pengusung.
Sementara Wakil Ketua Bidang Hukum dan HAM DPD PDIP Maluku Robby Tutuhatunewa mengatakan, PDIP selalu melihat momentum pilkada sebagai momentum, dimana PDIP harus mewujudkan kehendaknya terhadap rakyat, karena itu tidak ada kata lain kecuali memenangkan seluruh jabatan bupati dan wakil bupati di empat daerah.
“PDIP tidak pernah merasa segan berhadapan dengan partai lain termasuk Golkar,” tandasnya.
Kendati berada di ujung tanduk, namun Ketua DPD I Partai Golkar Maluku, Ramly Ibrahim Umasugi, tetap optimis pasangan calon yang diusung Partai Golkar dan partai koalisi akan mampu menumbangkan incumbent di Kabupaten Kepulauan Aru dan Kabupaten MBD.
Ramly mengklaim Odie Orno dan Bastian Petrusz memiliki hasil survei tertinggi. Ia yakin Demokrat akan berkoalisi dengan Golkar.
“Di MBD, saya yakin Golkar resmi berkoalisi dengan Partai Demokrat,” kata Ramly.
Ramly lupa kalau politik selalu dinamis. Keyakinannya tak terbukti. Demokrat justru mendukung pasangan BTN-ARI.
Di Kabupaten Kepulauan Aru, kata Ramly, ada jaminan PKB yang mempunyai 4 kursi dan PKS yang punya 1 kursi, akan bergandengan tangan mendukung Timotius Kaidel.
“Kalau Aru, informasi yang saya dapatkan dari pasangan calon, Golkar akan berpasangan dengan PKB atau PKS,” ujarnya.
Apakah klaim Ramly akan ter-bukti, atukah bernasib sama di MBD? Politik selalu dinamis. (Cr-2)
Tinggalkan Balasan