AMBON, Siwalimanews – Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara Tahun 2020 diharapkan mampu menjadi inspirasi masyarakat terutama generasi muda Ambon dalam berekspresi, berkreasi dan inovasi bidang musik dan seni suara.

“Melalui bentuk, ragam, cara dan bunyi-bunyi nada dalam musik tradisional ini semoga diharapkan mampu menjadi inspirasi masyarakat terutama generasi muda Ambon dalam berekspresi, berkreasi dan inovasi bidang musik dan seni suara,” ungkap Dirjen Kebudayaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Hilmar Farid dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kepala Museum Nasional, Siswanto saat membuka Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara Tahun 2020, yang berlangsung di Museum Siwalima Ambon, Selasa (10/11).

Pameran Nasional Alat Musik Tradisional Nusantara Tahun 2020 yang mengusung tema : Simfoni Cinta Nusantara ini digelar selama 15 hari terhitung Selasa (10/11) hingga Rabu (25/11). Pameran Nasional ini dibuka langsung oleh Gubernur Maluku, Murad Ismail yang diwakili oleh Sekda Maluku, Kasrul Selang yang ditandai dengan petikan ukulele dan penandatanganan prasasti pada ukulele yang akan diletakan sebagai koleksi di Museum Siwalima Ambon.

Selanjutnya Farid memberikan apresiasi bagi Museum Siwalima Ambon sebagai tuan rumah penyelenggara dan apresiasi bagi museum-museum provinsi di nusantara sebagai pesertanya.

“Apresiasi kami karena ditengah suasana pandemi ini tetap bersemangat ikut serta menyelenggarakan pameran di museum. Semangat pameran ini suatu bentuk nyata dalam upaya menyebarluaskan informasi utamanya koleksi alat musik tradisional khas daeri daerah masing-masing kepada masyarakat khususnya masyarakat Kota Ambon,” ujarnya.

Baca Juga: Pemkab Aru Siaga Hadapi Fenomena La Nina

Dirinya juga berharap dengan kegiatan ini dapat mengedukasi dan atau menambah pengetahuan bagi masyarakat khususnya generasi muda untuk mengenal dan mencintai budaya serta sejarah musik bangsa dalam mengisi kemerdekaan.

Gubernur Maluku, Murad Ismail dalam sambutannya yang dibacakan Sekda Maluku, Kasrul Selang mengatakan, musik tradisional merupakan budaya masyarakat yang berkembang yang diwariskan secara turun temurun antar generasi dalam masyarakat, yang biasanya menggunakan bahasa, gaya, tradisi dan peralatan yang sangat sederhana.

“Musik tradisional seringkali digunakan dalam mempraktekan nilai-nilai, norma, adat kebiasaan atau ritus tertentu, yang dipegang teguh secara turun temurun oleh masyarakat pemilik budaya seni tradisional tersebut,” ungkapnya.

Kata gubernur, perkembangan musik tradisional saat ini semakin tergerus oleh kemajuan zaman dan tak dapat dipungkiri bahwa masyarakat masa kini, termasuk kaum milenial atau generasi muda lebih menggandrungi dan menyukai musik modern dibandingkan musik tradional.

“Pameran ini tentunya akan menjadi momentum strategis dalam rangka meningkatkan wawasan dan pengetahuan generasi muda tentang pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya nusantara sebagai sumber daya pembangunan, melalui upaya menjaga dan melestarikan alat musik tradisional di Indonesia,” harapnya.

Sebelumnya, dalam laporan Kepala Museum Siwalima Ambon, Jean Saija mengatakan, tujuan dari pelaksanaan pameran nasional ini untuk melestarikan musik tradisional di Indonesia dan mengenalkan keberagaman  alat musik tradisional kepada masyarakat luas ke berbagai wilayah di Indonesia.

“Di masa pandemi Covid-19 ini, pameran nasional alat musik tradisional nusantara ini dapat menjadi alternatif hiburan yang bersifat edukatif kultural serta mampu memberikan energi posotif, menguatkan tubuh dan jiwa bagi penyelenggara, peserta pameran dan pengunjung pameran di bumi raja-raja ini serta menopang dan mendukung Kota Ambon sebagai Kota Musik Dunia yang ditetapkan UNESCO,” katanya.

Adapun peserta pameran, lanjut Saiya, terdiri dari 31 museum di Indonesia yakni Museum Provinsi Maluku, Papua, Loka Budaya Universitas Cendrawasih, Sultra, Sulsel, Sulbar, Sulteng, Sulut, NTT, Alor Seribu Moko, NTB, Bali, Kaltim, Kalteng, Kalsel, Kalbar, Jatim,  Jateng, D.I Jogyakarta, Jabar,  Museum Nasional, MH Tamrin, Sejarah Kota Jakarta, Lampung, Sumsel, Bengkulu, Jambi, Riau, Sumbar, Sumut, dan NAD.  (S-16)