AMBON, Siwalimanews – Pada periode bulan Oktober Provinsi Maluku mengalami deflasi dengan indkes harga konsumen (IHK) sebesar 0,56%

“Secara bulanan deflasi ini lebih rendah dibandingkan periode September  yang mencatat deflasi 0,19%,”   ungkap Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, Noviarsano Manulang dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews, Rabu (4/11).

Angka tersebut berada dibawa target pencapaian inflasi tahun 2020 yang ditetapkan oleh Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Maluku sebesar 3%±1%.

Sementara secara tahunan inflasi Maluku tercatat 0,76% dan secara tahun berjalan mengalami inflasi 0,38%. Penurunan tekanan inflasi Maluku pada bulan Oktober utamanya disebabkan oleh deflasi kelompok transportasi sebagai akibat turunnya harga tiket angkutan udara.

“Penurunan harga tersebut sejalan dengan masih terbatasnya tingkat okupansi penumpang pesawat udara terutama untuk rute Ambon-Jakarta dan Ambon-Makassar,” ucapnya.

Baca Juga: Nilai Ekspor Maluku Januari-Mei Capai US$ 29,50 Juta

Selain itu, penurunan juga disebabkan oleh potongan harga dari maskapai penerbangan sepanjang Oktober 2020. Penurunan inflasi Maluku pada Oktober juga didorong oleh deflasi kelompok makanan, minuman, dan tembakau yang utamanya disebabkan oleh turunnya harga komoditas ikan segar.

Berdasarkan info dari pedagang ikan di pasar Kota Ambon, turunnya harga ikan dipicu oleh melimpahnya pasokan ikan. Beberapa pedagang terpaksa menurunkan harga ikan untuk menjaga volume penjualan. Selain itu, deflasi juga disebabkan oleh turunnya harga sayuran lokal dari Pulau Seram dan Pulau Ambon akibat permintaan yang masih rendah.

“Pada periode Oktober, TPID Maluku bersinergi dengan Satgas Pangan dan stakeholder untuk memberikan perhatian khusus terhadap ketersediaan pasokan dan kestabilan harga bahan pokok,” tuturnya.

Dalam rangka menjaga stabilitas inflasi selama Oktober 2020, BI Maluku bersama TPID Malra telah melaksanakan HLM TPID yang membahas upaya mendorong kinerja sektor pertanian dan perikanan di masa pandemi dalam rangka percepatan pemulihan ekonomi daerah dan menjaga pasokan bahan pangan.

Dalam rangka menjaga pasokan bahan pangan dan meningkatkan produktifitas sektor pertanian, BI Maluku juga bersinergi dengan kelompok tani di Pulau Ambon untuk mengembangkan metode penanaman sayuran hidroponik dan pemanfaatan green house.

Selain itu BI juga bersinergi dengan Dinas Kelautan dan Perikanan Maluku dalam rangka rencana pengembangan kelompok nelayan budidaya di Pulau Seram dan klaster perikanan di wilayah Teluk Ambon

“Untuk mendorong pemulihan ekonomi daerah BI bersama Bappeda Maluku telah bersinergi dan berkoordinasi melalui satgas pemulihan ekonomi daerah,” ujarnya.

Menurutnya, tujuan dari satgas ini adalah untuk mendorong realisasi anggaran dan bantuan sosial dalam rangka meningkatkan konsumsi dan daya beli masyarakat demi pemulihan ekonomi daerah.

Inflasi Provinsi Maluku sepanjang tahun 2020 diperkirakan berada pada level rendah dan stabil. Adapun pengendalian inflasi di Maluku dilakukan melalui strategi kebijakan 4K, yakni keterjangkauan harga, ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi dan komunikasi efektif. (Cr-5)