Mesin Partai dan Kandidat Penentu
Tarung Panas Pilkada Golkar vs PDIP (3)
AMBON, Siwalimanews – Sah-sah saja Golkar dan PDIP mengklaim menjadi pemenang pilkada di empat kabupaten di Maluku. Sikap optimisme menjadi penyemangat dalam pertarungan.
Tetapi optimisme tak cukup. Butuh mesin partai yang solid. Figur yang diusung juga menjadi penentu kemenangan.
Di Kabupaten Maluku Barat Daya, Golkar memutuskan memberikan rekomendasi kepada Desianus Orno alias Odie Orno. Ketimbang mendukung petahana, Benjamin Noach. Keputusan Golkar tak terlepas dari manuver Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno, kakak Odie.
Lalu apakah Odie sudah aman dari sisi dukungan partai? Tentu belum. Golkar di MBD hanya tiga kursi. Odie butuh lagi dukungan partai lain dengan minimal dua kursi.
Tak hanya soal syarat dukungan partai, massa tradisional yang diklaim sebagai basis Barnabas Orno bisa berubah menjadi pemilih rasional, karena melihat kepemimpinan sang petahana.
Baca Juga: Golkar vs PDIPTak hanya di MBD, Timotius Kaidel yang diusung Golkar di Kabupaten Kepulauan Aru juga belum aman. Golkar hanya memiliki satu kursi. Timo, sapaannya butuh lagi empat kursi. Perburuan yang tak mudah.
Politik selalu dinamis. Bisa saja, Golkar tak bisa ikut pilkada di kedua kabupaten itu, karena calon yang diusung tak memenuhi syarat.
Akademisi Fisip Unpatti, Victor Ruhunlela mengatakan, pilkada yang akan berlangsung tahun ini, berbeda dengan pilkada sebelumnya, karena masyarakat pemilih tradisional bisa saja berpindah menjadi pemilih rasional, sehingga kekuatan figur akan menentukan kemenangan.
“Yang saya baca pilkada kedepan kekuatan figur masih dilihat oleh masyarakat, karena bisa saja pemilih tradisional akan berpindah menjadi pemilih rasional,” ujarnya, kepada Siwalima, Rabu (15/7).
Khusus di Kabupaten Maluku Barat Daya, Ruhunlela melihat manuver yang dilakukan oleh Barnabas Orno ke Golkar dapat dipahami sebagai kepentingan, karena mereka sementara mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap figur.
“Manuver Orno hanya merupakan upaya-upaya untuk mengukur tingkat kepercayaan masyarakat terhadap figur itu sendiri,” tandasnya.
Lanjut Ruhunlela, manuver ini juga dapat dipahami sebagai cara Barnabas Orno menunjukan kepada Murad Ismail sebagai Ketua PDIP Maluku dan yang saat ini menjabat gubernur, bahwa dirinya masih memiliki kekuatan politik untuk masa depan. Tetapi hal itu tidak terlalu menarik untuk dilihat sebab waktu masih panjang.
Kembali ke soal pilkada di Maluku Barat Daya, Ruhunlela menilai PDIP masih memiliki kekuatan yang cukup besar. Apalagi bupati saat ini adalah kader PDIP. Jika ditambah lagi dengan dukungan penuh dari kekuatan partai di level provinsi, maka pasti kemenangan di tangan PDIP.
Ruhunlela juga menilai, akibat dari manuver Barnabas Orno kemungkinan besar memicu konflik internal diantara klan Orno. Sebab di satu sisi, adik Barnabas Orno, Francois Orno saat ini menjadi anggota DPRD Maluku dari PDIP. Disisi lain, Barnabas Orno melakukan manuver ke Golkar.
“Artinya di depan umum berteriak tetap di PDIP, tetapi pergerakan untuk Golkar bisa saja terjadi,” tandasnya.
Akademisi Fisip Unpatti lainnya, Wahap Tuanaya mengatakan, PDIP dan Golkar selalu mendominasi kancah perpolitikan di daerah, sehingga perseteruan diantara dua partai ini kerap terjadi.
Menurut Tuanaya, selain mesin partai yang solid, figur yang diusung juga menjadi penentu kemenangan.
“Konstituen yang dimiliki oleh kedua partai ini, cukup idealis, tetapi kepemimpinan yang sekarang ini akan menentukan seberapa jauh kemenangan dipegang. Artinya jika kepemimpinan meninggalkan pesan yang baik, maka solidaritas konstituen tidak akan terganggu,” ujarnya.
Tuanaya mengatakan, peta politik pada pilkada sebelumnya tidak dapat dipakai untuk menentukan peta politik kedepan, sebab kondisi politik bisa berubah.
“Situasi politik dapat berubah tergantung dari bagaiamana kandidat melakukan kerja keras di lapangan, dan semua energi kader harus dioptimalkan dan didorong untuk masuk dan mela-kukan pendampingan kepada kandidat, ini akan menjadi pe-nentu kemenangan,” tandasnya.
Para pengurus kedua partai selalu yakin untuk menang dalam pilkada di empat kabupaten di Maluku.
Wakil Ketua Bidang Komunikasi Politik DPD PDIP Maluku, Hendrik Sahureka mengatakan, PDIP memiliki kiat-kiat untuk memenangkan kompetisi.
“Kami akan memenangkan empat pilkada ini dengan kiat yang akan dilakukan,” tandas Sahureka, kepada Siwalima, Rabu (15/7).
Hal penting yang harus dilihat, kata Sahureka, soliditas partai dan peran kandidat untuk meraih simpati dan dukungan rakyat. “PDIP akan solid sampai ke level bawah untuk memenangkan pilkada,” ujarnya.
Kubu Golkar juga punya optimisme yang sama. Sekretaris DPD Partai Golkar Maluku Lessy Siahay mengatakan, sesuai dengan target kemenangan yang ditentukan DPP sebanyak 60 persen, Golkar akan berupaya semaksimal untuk memenangkan minimal tiga kabupaten.
“Ini belum semua rekomendasi diberikan, masih kurang Bursel, nanti rekomendasi ada kita bisa melihat dari hasil survei daerah mana yang ditargetkan menang dan akan berusaha maksimal, tetapi tetap optimis menang,” tegasnya.
Siahay menambahkan, salah satu alasan Golkar menyerahkan rekomendasi ke Odie Orno untuk bertarung di Maluku Barat Daya, karena klan Orno memiliki pengaruh besar, sehingga diyakini bisa menang. Selain itu pasangan Odie, Bastian Petrusz adalah kader Golkar. (Cr-2/S-19)
Tinggalkan Balasan