Sejak dahulu Ambon dikenal  sebagai kota bertajuk “Ambon Manise”. Istilah Manise ini awalnya dikenal lewat lagu-lagu Ambon yang cukup popular dan   meronai blantika music Indonesia. Dalam perkembangan kemudian, Pemerintah Kota Ambon, dibawah Walikota Dicky Wattimena, memoles terminology “Manise” itu menjadi akronim dari beberapa kata yakni : Maju – Aman – Nyaman – Indah – Sehat dan Sejahtera. Selanjutnya Bapak J. Lambiombir membuat lagunya, dan disosialisasikan secara massif, antara lain melalui armada truck kebersihan Kota Ambon. Apakah lagu  itu kemudian menjadi lagu Mars Kota Ambon, atau Mars Kebersihan kota Ambon, entahlah ! Sekarang lagu itu sudah sangat jarang didengar. Namun di jaman Pak Decky Wattimena, lagu ini sangat popular, dan menyemangati warga kota dalam partisipasi  pembangunan, terutama Kebersihan Kota. Hasilnya,  di jaman beliou kota Ambon sangat aman, nyaman, bersih, sehat dan indah. Ujung-ujungnya kota Ambon berhasil mendapatkan Adipura kategori  Kota Terbersih selama beberapa tahun.         Di masa Walikota Pa Richard Louhenapessy, Ambon beberapa kali  mendapatkan Adipura sebagai Kota yang bersih, setelah Ambon keluar dari situasih yang porak-poranda.

Kendati demikian, perkembangan Kota Ambon kini, sepertinya semakin menguatirkan. Beberapa waktu kemarin, viral  sekitar tiga kasus yang sangat  miris;  Kasus-kasus kesusilaan dan dapat dikategorikan sebagai Pelanggaran terhadap  Perlindungan Anak. Karena itu,  saya ingin mengulik sedikit, soal keamanan dan kenyamanan Kota Ambon.

Sekedar Deskripsi tentang  tindak kejahatan di Kota Ambon dapat kita simak pada data dan fakta berikut:

Data-data diatas secara jelas membuktikan bahwa  jumlah kasus terbanyak adalah Perlindungan Anak, disusul Narkoba, Pencurian, Pembunuhan  dan terakhir Penganiayaan. Secara umum, terlihat adanya   trend penurunan, namun  data-data diatas ternyata  cukup memprihatinkan, dan  memicu pertanyaan: Dapatkah  dikatakan   Ambon sedang baik-baik saja ? Masih amankah  dan masih nyamankah  warga Kota Ambon  ?   Saya kira tidak demikian. Faktanya :

  1. Ambon bisa dikategorikan sebagai Kota yang tidak ramah anak. Bayangkanlah bahwa sekian banyak anak di Kota ini, menjadi Korban kekerasan seksual, yang para pelakuanya mulai anak-anak milenial sampai opa-opa; Orang-orang yang jauh, sampai orang-orang terdekat dalam lingkungan sang anak sendiri. Bahkan tak jarang para pelaku masih berhubungan keluarga dengan para korban.
  2. Kalau Indonesia oleh Presiden Jokowi disebut berada dalam status “Darurat Narkoba”, maka Kota Ambon dapat dikatakan termasuk kategori tersebut . Sesungguhnya tanpa disadari, kita telah “dikepung” oleh peredaran Narkoba. Dalam sebuah survey terbatas yang dilakukan penulis terhadap para pengguna Narkoba, ditemukan beberapa fakta sbb:

Usia mereka rata-rata dua puluhan tahun, status mereka adalah pengguna Narkoba, mereka baru sekali ditahan/dipenjarakan. Rata-rata pendidikan SMA,  tidak memiliki pekerjaan tetap. Mereka terpengaruh teman-teman di lingkungan pergaulan. Orangtua tidak mengetahui kalau mereka sudah terjerumus dalam pusaran arus narkoba, Pengawasan dan Pembinaan di lingkungan keluarga masih sangat longgar. Lokasi  domisili mereka bervariasi: Kudamati, Benteng, Gudang Arang, Karang Panjang, Batu Meja, Skip, dll.

Baca Juga: Pemberhentian Guru Honorer Sekolah Negeri di Jakarta
  1. Kasus-kasus kriminalitas dalam hal ini Pencurian, Pembunuhan dan Penganiayaan masih menjadi hal yang menghantui warga Kota Ambon. Kalau kita ke Pasar Mardika misalnya, tentu mesti berhati-hati, sebab tanpa sadar kita bisa kehilangan barang-barang berharga.

Peran Pemerintah

Realitas Kota Ambon sebagaimana disebutkan di depan, mungkin pula memantik tanya, “Apa yang telah dilakukan Pemerintah Kota, sebagai pihak yang paling bertanggung jawab atas keamanan dan kenyamanan warga Kota ini dalam upaya mengeliminir kasus-kasus tersebut di atas ? Hal ini penting karena Pemerintah memang punya kekuasaan, Otoritas dan seluruh instrument untuk menekan dan mengatasi persoalan-persoalan di atas. Ada Dinas Pemberdayaan Perempuan,   termasuk Perlindungan Perempuan dan anak, ada Kepolisian, dan Badan Narkotika Propinsi, perangkat hukum dan peraturan. Namun sejauh ini, kasus-kasus criminal masih cukup tinggi. Memang banyak fariabel pemicunya, dan keterbatasan-keterbatasan tertentu sehingga upaya penanggulangannyapun mengalami kesulitan. Tetapi perlu diambil langkah-langkah strategis untuk itu.  Sedangkan untuk kasus-kasus Narkoba, lebih banyak pada aras Penindakan, oleh pihak kepolisian, sementara  upaya pencegahan masih terbilang minim. Selama ini, BNP juga sudah melakukan upaya-upaya pencegahan dan langkah-langkah kuratif, dalam kerjasama dengan masyarkat, namun belum bisa memberantas peredaran narkoba. Penyebabnya, antara lain karena Narkoba melibatkan jaringan local, nasional dan internasional. Bahkan tak jarang, banyak pula aparat penegak hukum yang justeru terlibat dalam persoalan-persoalan  narkoba.

Karena itu, dibutuhkan perhatian dan komitmen politik yang kuat dari  Pemerintah, termasuk Pemerintah Kota yang lebih serius terhadap masalah-masalah social tersebut diatas, guna mengembalikan citra Kota  “Ambon Manise”, sebab Pemerintah Kota terkesan lebih focus pada penataan Birokrasi, permainan kekuasaan, dan pembangunan infrastruktur, sedangkan upaya  menciptakan kota Ambon yang aman dan nyaman seakan terabaikan. Itulah yang belum dibenahi, sekalipun motonya adalah terus benahi Ambon.

Peran Masyarakat

Selain peran Pemerintah, peran masyarakat juga merupakan sebuah keniscayaan. Sebab tidak mungkin pemerintah dan aparatnya bekerja tanpa dukungan partisipasi masyarakat. Berbagai komponen masyarakat diharapkan turut bekerjasama dan bekerja bersama Pemerintah untuk menciptakan lingkungan Kota Ambon yang lebih baik ke depan. Perangkat Desa dan Kelurahan, Masyarakat, Tokoh-tokoh Masyarakat, Pemuda, Tokoh Agama dan Organisasi Keagamaan  bahkan seluruh elemen masyarakat tentu dibutuhkan partisipasi dan kerjasamanya, guna mengembalikan citra Kota “Ambon Manise” .

Kita akan memasuki kontestasi Pemilihan Walikota, kiranya masalah-masalah social tersebut jug menjadi perhatian   Walikota terpilih nanti. Semoga!!! Oleh : Hendrik Liliefna Pendeta.(*)