AMBON, Siwalimanews – Menteri Kelautan dan Perikanan Sakti Wahyu Tre­ng­gono melaku­kan kunjungan kerja ke Kota Ambon, sekaligus mensosialisasikan program 2022 ya­kni penangkapan terukur.

Di tahun depan Kementerian Kelautan dan Perikanan akan menerapkan kebijakan penang­kapan terukur sebagai salah satu upaya membangkitkan usaha pengolahan perikanan skala kecil.

“Tadi saya di Tual, teluk yang luasnya tidak kurang 10.000 hektar nantinya akan dikembangkan jadi budidaya rumput laut. Ini budidaya di wilayah Maluku, nantinya kepiting, kerapu, rumput laut, dan lobster Itu nanti kita akan kembangkan. Jadi nanti ketika penangkapannya semakin sedikit, budidayanya se­makin berkembang,” ungkap Men­teri Trenggono kepada wartawan di Ambon, Kamis (7/10).

Dikatakan, Perikanan budidaya menurutnya menjadi solusi saat hasil penangkapan di alam mulai berkurang.

Melalui kebijakan penangkapan terukur, area penangkapan nantinya dibagi dalam tiga zona yakni zona fishing industry, zona nelayan loka,l dan spawning and nursery ground. Kemudian penangkapan nantinya dibagi dalam tiga kategori kuota yaitu, kuota industri, kuota nelayan lokal dan kuota pemancing hobi.

Baca Juga: PLN Pasok Listrik ke Industri Pemecah Batu di Seram

“Menangkap itu harus terukur, tidak boleh sembarang menangkap, maka bisa terjadi overfishing. Kalau terjadi overfishing keberlanjutan dari populasi perikanan kita akan hancur. Inilah yang saya sebut bagaimana kita meregulasi dan melaporkan dan menjaga supaya ilegal itu tidak ada,” jelasnya.

Dikatakan, jika karena illegal unreported fishing bukan hanya dari luar tetapi juga dari dalam negeri.

“Harus kita jaga,” tegasnya.

Selain itu kata Menteri KKP, kedepan pihaknya akan mengeser industri yang selama ini java centris, menjadi industri perikanan di masing-masig wilayah termasuk Maluku.

Dirinya juga melihat di Maluku masih ada indusri perikanan yang kecil. Selain itu kesulitan bahan baku. Rumpon yang tidak teratur, kemudian rebutan dengan nelayan luar, tetapi nelayan Indonesia. Namun dengan cara regulasi industri akan lebih baik.

“Karena pasar itu tidak campur, pasar itu spesifik tuna, udang, kerapu, spesifik marlin dan sete­rusnya.  Dan disini banyak skeali, ada keping dan rumput laut. Kita akan kembangkan lebih jauh untuk kepiting kerapu, kemudian rumput laut dan loster,” tegasnya seraya berharap kedepan, penangkapan semakin sedikit kemudian budi­daya diperbanyak.

Untuk diketahui sebelum ke Ambon, Menteri KKP dan rombongan lebih dulu melakukan kunjungan kerja ke Tual dan Kabupaten Maluku Tenggara.

Di Kabupaten Malra, Menteri KKP menemani Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pan­djaitan dan Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. (S-39)