AMBON, Siwalimanews – Masyarakat Maluku diminta tidak berlebihan menyikapi Covid-19. Wabah ini juga bukan aib, sehingga memandang sesama manusia yang terinfeksi Covid-19 seperti aib besar di depan mata.

Anggota DPRD Maluku Andi Munawir menghimbau masyarakat untuk merubah pola pikir terhadap sesama yang terinfeksi Covid-19. Jangankan masyarakat biasa, tokoh-tokoh dunia pun terinfeksi dengan virus mematikan itu.

Indonesia sendiri sejumlah pejabat baik menteri, kepala daerah walikota, bupati dan gubernur juga kedapatan terinfeksi Covid-19.

Para pejabat tersebut secara terang-terangan menyampaikan kepada publik, kalau mereka juga terkena Covid-19. Stimanisasi kepada sesama juga dialamat­kan kepada tenaga medis yang merawat pasien Covid.

“Kenapa musti malu, pejabat saja kena dan terang-terangan umumkan kepada publik. Lalu kita masyarakat biasa kenapa harus malu, Covid-19 bukan sesuatu yang berhubungan dengan aib,” tandas Munawir.

Baca Juga: DPRD Dukung Batasan Jam Operasi Swalayan dan Kafe

Menurutnya, Covid-19 tidak bisa disamakn dengan virus lain atau penyakit lainnya seperti HIV/AIDS yang tidak bisa disembuhkan. Covid-19 bisa disembuhkan.

“Tidak perlu sampai ada stigmanisasi seperti itu, kan yang sakit covid-19 ini juga bisa sembuh,” beber Munaswir kepada Siwalima melalui telepon seluluernya, Selasa (07/4).

Munaswir yang juga Ketua Fraksi Gerindra DPRD  Maluku ini mengharapkan ada sosialisasi terkait dengan penyakit covid-19 ini agar masyarakat lebih teredukasi sehingga stigmanisai berangsur-angsur mulai menghilang.

Sementara itu Wakil Ketua DPRD Maluku, Melkias Saerdekut mengatakan DPRD Provinsi Maluku sebagai lembaga perwakilan rakyat merasa berkewajiban penuh untuk meminta kepada semua masyarakat untuk jangan memberikan stigma atau lebel kepada orang-orang sudah  positif covid-19, PDP maupun ODP.

“Kepada masyarakat Maluku janganlah memberi stigma kepada mereka yang hari ini berada dalam pusaran covid-19,” ungkap Saerdekut. (Mg-4)