DOBO, Siwalimanews – Masyarakat Kbaupaten Aru melalui forum pimpinan daerah dan forum kerukunan umat beragama beserta organisasi kepemudaan dan tokoh adat menggelar seruan damai.

Seruan damai yang dilaksanakan ini, guna menyikapi permasalahan bentrokan antar warga desa yang terjadi di Maluku (Pulau Haruku-red) dan Kota Sorong.

Pertemuan yang berlangsung, di ruang Presisi Mapolres Aru, Kamis, (27/1) itu dihadiri oleh Wakil Bupati Muin Sogalrey, Kapolres Aru AKBP Sugen Kundarwanto, Danlanal Aru Letkol Laut (P) Qchoirul Rozikin, Danramil 1503-03 Dobo, Plt Kadis Kesbangpol, Ketua Klasis PP Aru Pendeta H Musda, Ketua MUI Aru H Harus Elwaan, Wakil Uskup Aru, pastor Tino Uluhyanan serta perwakilan Kemendag Aru Wati

Sementara sejumlah OKP yang hadir yakni, AMGPM, Remas, GAMKI, GMKI, HMI, PMII, GMI, Pemkri serta tokoh adat

Wakil Bupati Aru pada kesmepatan itu mengatakan, pihaknya mendapat informasi yang tepat kepada masyarakat, supaya jangan masyarakat terprovokasi dengan kondisi yang ada di Maluku, khususnya di Pulau Haruku

Baca Juga: Pemda KKT Taruh Perhatian Serius di Sektor Migas

“Lewat diskusi-diskusi yang disampaikan oleh saudara semua, kami siap untuk mendengar dan bagaimana tanggung jawab kita untuk kita antisipasi kondisi ini, supaya Maluku yang sudah terjadi di daerah-daerah lain tidak terjadi di Aru,” ucap Wabup.

Bupati minta agar sama-sama menjaga bagaimana toleransi, karena nantinya isu yang menjadi pokok permasalahannya dapat diantisipasi, sehingga selalu dapat menyuarakan damai itu indah di tengah-tengah masyarakat, guna menciptakan dan menjaga keharmonisan, sehingga kedamaian itu selalu terjaga dengan baik.

“Saya harap kepada kita semua mungkin lewat tokoh agama, teman-teman OKP, karena biasa pemuda-pemuda yang gampang terprovokasi lewat media sosial. Olehnya lewat forum ini dapat melahirkan suatu hasil yang menjadi seruan damai untuk menjaga kedamaian di Aru,” ujar Wabup.

Kapolres maupun Danlanal Aru pada kesmepatan itu mengatakan, pada prinsipnya TNI Polri siap menjaga apa yang menjadi keraguan masyarakat.

Sementara itu, FKUB mengharapkan, umat tidak mudah terprovokasi dengan berkembangnya isu-isu di media sosial.

“Kita mengharapkan agar dasar orang Aru, sita eka walike, sita eka tu/sita eka jar atau kita adik kaka, kita bersatu bangun daerah kita (Aru) menjadi pondasi yang kokoh untuk tetap menjaga damai di bumi Jargaria dan dapat menyuarakan ke semua orang basudara di Maluku,” tuturnya.

Kesepakatan yang diambil dalam pertemuan itu yakni, menolak intoleransi antar umat beragama di Kabupaten Aru dan tetap menjaga toleransi dan kerukuanan antar umat beragama serta berkerja sama menjaga situasi keamanan di wilayah Kabupaten Aru.

Kemudian, pembuataan slogan seruaan aksi damai yang nantinya ditempatkan di tempat-tempat umum dan tempat-tempat ibadah. Jangan mudah terprovaksi dengan komentar di medsos maupun media lainnya, sebelum ada fakta-fakta yang didapatkan

Selain itu, permasalahan di Aru tentang tapal batas tanah, jangan sampai terselip persoalaan agama, suku dan lain-lain. Melaksanakan kerja bakti bersama untuk memperat tali silaturahmi antar umat beragama

Melakukan seruan aksi damai dengan melibatkan organisasi Cipayung dan organisasi keagaman lainnya, serta membuat video dokumentar untuk kegiatan aksi damai dan kearifan lokal di Kabupaten Aru. (S-25)