Maspaitella Berharap Pemulangan Pengungsi Kariu Jadi Komitmen Bersama
PIRU, Siwalimanews – Ketua Majelis Pekerja Harian Sinode GPM, Elifas Maspaitella berharap, pemulangan pengungsi Kariu harus menjadi komitmen seluruh masyarakat Maluku dalam memelihara dan membingkai perdamaian antar orang basudara.
“Untuk itu kita berharap pemulangan pengungsi Kariu ke tempat tinggalnya harus dilihat sebagai komitmen seluruh masyarakat Maluku, dalam memelihara dan membingkai perdamaian antar orang basudara,” tegas Maspaitella kepada wartawan disela-sela penutupan sidang ke-43 MPL Sinode GPM yang digelar di Geraja Elohim Piru, Jumat (4/11).
Menyangkut pemulangan pengungsi Kariu ke Negeri Kariu, lanjut Maspaitella, sidang MPL juga memberikan pesan agar tinggalkan segala hal yang berkaitan dengan amarah, dendam dan biarlah masyarakat Kariu menjalani hidup di negerinya
Dikatakan, MPL juga memberikan penegasan pada seluruh proses itu sambil berterima kasih kepada pemerintah baik pusat, provinsi dan terutama kepada penjabat Bupati Maluku Tengah yang sudah menyelesaikan tahapan-tahapan yang sangat positif berkaitan dengan pemulangan pengungsi Kariu ke Kariu.
Untuk hal lain yang saat ini dikeluhkan oleh masyarakat SBB, khususnya di wilayah pegunungan dan pesisir terkait dengan infrastruktur jalan ini menjadi isu dari tahun lalu bagi GPM dalam MPL.
Baca Juga: PUPR tak Mampu Perjuangkan 126 Usulan Infrastruktur“Dimana melalui MPL ini kita melihat bahwa, yang paling penting untuk Provinsi Maluku dan Maluku Utara itu adalah interkoneksitas antar wilayah dalam kaitan dengan sarana transportasi daerah tapi juga berhubungan antar desa karena masih banyak yang tinggal di daerah pegununungan dan pesisir membutuhkan infrastrutur pembangunan terutama jalan,” tuturnya.
Menurutnya, dimana desa atau kampung yang ada di pegunungan dan pesisir di SBB itu memiliki potensi yang luar biasa dan hal ini membuat gereja untuk mendorong atau mengajak pemerintah daerah maupun provinsi untuk melihat hal ini, paradigma pembangunan infrastruktur tidak boleh hanya ditekankan pada wilayah perkotaan saja, tetapi wilayah potensial yang membuka inpenstasi. Pada dasarnya bagaimana masyarakat bisa mendistribusi potensi sumber daya alam (SDA) ke pasar itu harus diperhatikan oleh pemerintah daerah.
“Itu yang menjadi titik keresahan kita bahwa misalnya di Kecamatan Elpaputih, Inamosol, dan Taniwel dimana desa atau kampung-kampung yang di pegunungan sangat butuh transporatsi sarana jalan, karena itu yang diperlukaan saat ini. Sebab dengan infrastruk tersebut dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di Maluku terlebih khususnya SBB,” cetusnya.
Maspaitela mengungkapkan, untuk saat ini akses ekonomi yang harus diutamakan diwilayah pegunungan maupun pesisir agar pertumbuhan ekonomi dapat berjalan dengan baik.
Ia membandingkan, kenapa jalan loging bisa diutamakan, sedangkan jalan ekonomi, komersil tidak bisa dilaksanakan apakah pemerintah tidak punya cukup daya atau hal lain, karena setiap pembangunan infrastruktur pasti ada anggarannya.
“Saya yakin pemerintah pasti punya anggarannya. Geraja hanya menganjurkan, dan mendorong karena bagi geraja kesejahteraan masyarakat khusunya Jemaat yang ada di pegunungan dan pesisir itu memberikan kontribusi bagi masyarakat melalui pangan lokal,” terangnya. (S-18)
Tinggalkan Balasan