AMBON, Siwalimanews – Para wakil rakyat yang mewakili Maluku di DPR, dinilai tidak mampu memperjuangkan aspirasi masyarakat Maluku terkait proyek strategis nasional yakni Lumbung Ikan Nasional dan Pembangunan Ambon New Port.

Penilain ini disampaikan Uskup Administrator Apostolik Keuskupan Amboina Mgr Petrus Carnisius Mandagi, saat menyampaikan khotbahnya, pada ibadah Jumat Agung, memperingati sengsara dan wafatnya Yesus Kristus, di Gereja St Fransiskus Xaverius Katedral Ambon, Jumat (15/4).

Bahkan Mandagi yaang juga Uskup Agung Keuskupan Merauke ini, mempertanyakan keberadaan delapan wakil rakyat yang berasal dari daerah pemilihan Maluku di DPR dan DPD.

“Dimana mereka? Padahal waktu mereka kampanye banyak janji-janji yang disampaikan, namun saat sudah jadi anggota DPR dan DPD, mereka tak mampu perjuangkan LIN dan Ambon New Port. Mereka ini diibaratkan dengan janji tinggal janji, parlente jalan terus, sebab penuh kebohongan dan dusta,” tegas Uskup.

Menurutnya, kebohongan bahkan dusta, ternyata tidak hanya terjadi di kalangan pejabat, sebab para tokoh agama juga mulai berbohong, demi mendapatkan jabatan dan kekuasaan.

Baca Juga: Polisi Ciduk Warga Gang Singa Pemilik 1 Kg Ganja

Untuk itu, hari ini Gereja Katolik disadarkan lagi untuk mengambil sikap yang benar, demi mempertahankan kebenaran dan memperjuangkan kebenaran, walaupun itu dengan resiko yang akan membawa penderitaan.

“Lihatlah Yesus. Yesus adalah Raja. Ketika ditanya oleh Pilatus apakah Engkau Raja? Yesus berani mengatakan AKU-lah Raja walupun dengan resiko DIA ditolak, DIA dibuang, DIA disalib,” ucap Uskup.

Kebenaran kata Uskup, adalah kebenaran, untuk itu umat harus belajar dari Yesus, yang mempertahankan kebenaran tanpa banyak bicara. Bahkan, selama 27 tahun melayani di Keuskupan Amboina seringkali diam, sebab diam lebih kuat, artinya dari pada banyak bicara.

Uskup mencontohkan, Bunda Maria, dimana ketika Yesus anak-NYA mengalami penderitaan, ia tidak berbicara, namun hanya diam saja. Untuk itu, Uskup menghimbau kepada umat, untuk tetap menggunakan senjata diam untuk membela kebenaran dan mempertahankan kebenaran.

“Marilah kita berdoa seperti Yesus, lalu menjadi orang benar, walaupun dengan resiko harus menderita tetapi ada balasan bagi orang benar seperti dalam Bacaan I Yesaya 52:13-53:12. Orang benar akan disanjung-sanjung dan juga dimuliakan oleh Allah,” pungkas Uskup.

Untuk diketahui, perayaan Jumat Agung di Gereja Katedral Ambon berjalan penuh hikmat dengan tetap mematuhi protokol kesehatan. Jumat Agung sendiri merupakan bagian dari Tri Hari Suci Paskah, setelah Kamis Putih dan akan diikuti dengan Paskah.

Jumat Agung merupakan hari peringatan penyaliban Yesus Kristus di Bukit Golgota, Usai dijatuhi hukuman mati oleh Pontius Pilatus, Yesus memanggul sendiri salib-Nya ke Golgota.

Perayaan Jumat Agung ini diakhiri dengan Penciuman Salib yang merupakan ungkapan ekspresi iman yang mendalam dari hati serta ekspresi syukur dan kasih pada Yesus yang terlebih dahulu mengasihi umat-Nya. (S-10)