AMBON, Siwalimanews – Bank Indonesia merilis, realisasi gabungan kabupaten/kota di Provinsi Maluku mengalami deflasi pada Agustus 2024 sebesar -0,34 persen sementara inflasi year on year (y-on-y) di Provinsi Maluku sebesar 2,58 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,54.

Secara spasial, deflasi bersumber dari seluruh kota/kabupaten dengan IHK yang mengalami deflasi, yakni Kota Ambon sebesar 0,06 persen (mtm), Maluku Tengah -0,76 persen (mtm) dan Kota Tual-0,47 persen (mtm).

Kepala Perwakilan BI Maluku, Rawindra Ardiansyah dalam rilisnya yang diterima Siwalima, Selasa (10/9) mengatakan, angka realisasi gabungan IHK di Maluku, meng­alami deflasi -0,34 persen (mtm).

“Realisasi di Maluku yang terdeflasi, utamanya didorong oleh realisasi kelompok makanan, minu­man dan tembakau yang terken­dali,” jelasnya.

Menurutnya kelompok ini ter­deflasi sebesar -1,94 persen (mtm), sedangkan realisasi deflasi uta­manya bersumber dari komoditas hortikultura, antara lain tomat, kangkung dan sawi hijau.

Baca Juga: Percepat Verifikasi QR Code Pertalite, Pertamina Patra Niaga Gunakan AI

Penurunan harga pada komoditas hortikultura terjadi di tengah berlangsungnya panen, lanjutnya terutama pada petani yang berlokasi di Malteng.

“Program pengendalian inflasi yang intensif dilakukan, terutama pasar murah, operasi pasar dan subsidi langsung ke pedagang, dinilai mendorong penurunan harga,” terangnya.

Sementara untuk kelompok transportasi, mengalami inflasi 0,93 persen (mtm) yang utamanya dipengaruhi oleh tarif angkutan udara dan bensin. Peningkatan kunjungan wisatawan menjelang puncak calender of event 2024 di Maluku, dinilai meningkatkan tekanan harga tarif angkutan udara.

“Penyesuaian harga BBM non-subsidi oleh pemerintah berdampak pada kenaikan harga bensin,” katanya.

Secara tahunan, lanjutnya, pada Agustus 2024 kemarin, tekanan inflasi gabungan kabupaten/kota lHK di Maluku tetap terkendali dan melandai. Sedangkan inflasi tahunan per Agustus kemarin sebesar 2,58 persen (yoy), menurun dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 2,71 persen (yoy).

Meskipun demikian, inflasi tersebut lebih tinggi dibandingkan inflasi Nasional sebesar 2,12 persen (yoy). Sementara inflasi gabungan di Maluku, masih berada dalam rentang sasaran inflasi Nasional tahun 2024 yang ditetapkan pada rentang 2,5+1 persen (yoy).

“Jadi, realisasi inflasi Agustus 2024 di Maluku, menurun seiring peran koordinasi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) untuk terus memperkuat berbagai upaya sinergis, secara intensif untuk memitigasi terjadinya inflasi, khususnya yang berasal dari kelompok makanan, minuman dan tembakau,” katanya.(S-25)