AMBON, Siwalimanews – Maluku dan lima provinsi lain di Indonesia diprioritaskan menerima vaksin AstraZeneca. Selain Maluku, provinsi lainnya yakni Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepu­lauan Riau dan  Sulawesi Utara.

Sejak tiba di Indonesia, vaksin corona (Covid-19) buatan Inggris itu menjadi sorotan. Kali ini, Juru Bicara Vaksinasi dari Kementerian Keseha­tan Nadia Siti mengungkapkan se­banyak 1.113.600 vaksin AstraZeneca yang tiba di Indonesia tersebut akan didistribusikan ke enam provinsi.

Enam provinsi tersebut yakni Bali, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT), Kepulauan Riau, Sulawesi Utara, dan Maluku. Nadia mengaku pertimbangan dalam pemilihan keenam provinsi tersebut salah satunya adalah prioritas vaksinasi di sektor pariwisata.

“Usulan daerah untuk tambahan vaksin dalam rangka prioritas tertentu ya, misalnya terkait pem­bukaan pariwisata,” kata Nadia kepada CNN Indonesia, Senin (22/3). Vaksin AstraZeneca sendiri rencananya akan dialokasikan untuk pelaksanaan program vak­sinasi nasional yang menyasar petugas pelayanan publik dan warga lanjut usia.

Petugas pelayanan publik yang dimaksud diantaranya adalah pedagang pasar, tenaga pendidik, tokoh agama, wakil rakyat, pejabat pemerintah dan aparatur sipil negara (ASN).

Baca Juga: 1.600 Personil Gabungan Siap Amankan Kunjungan Jokowi

Kemudian petugas keamanan, petugas pariwisata, hotel, dan restoran; pelayan publik yang termasuk petugas Damkar, BPBD, BUMN, BUMD, BPJS, dan kepala perangkat desa. Selanjutnya, pekerja transportasi publik, atlet, hingga wartawan atau pekerja media. “Ada prioritas dari masing-masing daerah ya,” imbuhnya.

Lebih lanjut kata Nadia, proses distribusi akan dilakukan sebelum masa tanggal kedaluwarsa vaksin AstraZeneca yang jatuh pada Mei mendatang. “Distribusi hingga masa edar vaksin habis,” pungkas Nadia.

Sebelumnya diketahui, Majelis Ulama Indonesia (MUI) telah me­nyatakan bahwa vaksin virus corona (COVID-19) AstraZeneca mengandung unsur babi dan haram. Namun, MUI tetap memper­bolehkan penggunaan vaksin AstraZeneca karena situasi kini masih berada di masa darurat pandemi corona. Pihak AstraZe­neca telah memberikan bantahan dan menyatakan bahwa vaksin yang mereka kembangkan tidak ber­sentuhan dengan produk turu­nan babi atau produk hewani lainnya.

“Kami menghargai pernyataan yang disampaikan oleh Majelis Ulama Indonesia. Penting untuk dicatat bahwa Vaksin COVID-19 AstraZeneca, merupakan vaksin vektor virus yang tidak mengan­dung produk berasal dari hewan, seperti yang telah dikonfirmasikan oleh Badan Otoritas Produk Obat dan Kesehatan Inggris,” kata AstraZeneca dalam keterangannya dikutip dari CNN Sabtu (20/3).

Tak Kebagian

Untuk diketahui, beberapa waktu lalu Juru Bicara Satgas Covid-19 Maluku Doni Rerung mengaku, Maluku tak akan mendapat jatah vaksin ini, karena pihaknya sudah mengkonfirmasi ke pemerintah pusat soal pembagian vaksin tersebut.

“Kita tidak dapat jatah vaksin ini. Memang kendala kita itu soal penyimpanan. Kita tidak bisa menyimpan vaksin AstraZeneca,” ucap Rerung.Vaksin ini sendiri, kata Rerung pembagiannya lebih diutamakan ke kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Sura­baya dan lainnya, yang memiliki vasilitas sangat memadai.”Kalau kita di Indonesia Timur termasuk Maluku mungkin tidak, karena penyimpanan ribet, tidak seperti Vaksin Sinovac,” jelas Rerung.

Ia mengaku, untuk keakuratan, memang vaksin AstraZeneca sekitar 70 persen dibandingkan Sinovac 65,3 persen. Tapi lagi-lagi kata Rerung, tempat penyimpanan diakui masih menjadi kendala saat ini.

“Saya kira kita tidak kebagian kedatangan vaksin Astrazeneca di Maluku lantaran terkendala dengan tempat penyimpanan,” ucapnya.

Untuk itu Maluku tambahnya, tetap akan menggunakan vaksin Sinovac untuk vaksinasi kepada masyarakat. (S-32)