NAMROLE, Siwalimanews – Ulah Sekretaris DPRD Buru Selatan Hadi Longa yang tidak mengundang mantan Bupati Tagop Sudarsono Soulisa dan sejumlah tokoh pemekaran dalam Paripurna Istimewa HUT Kabupaten Bursel ke-13, kemarin berbuntut panjang.

Pasalnya, sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia dan Kai Wait Institut, melakukan aksi demonstrasi, Kamis (23/7).

Mahasiswa melakukan aksi demonstrasi di sepanjang jalan di Kota Namrole dengan tujuan meminta Bupati Safitri Malik Soulisa dan Wakil Bupati Gerson Eliaser Selsily, mencopot Hadi Longa dari jabatannya sebagai Sekwan.

Tiba di depan Gedung DPRD, massa melakukan orasi secara bergantian, yang mana mereka meminta pertanggung jawaban sekwan dan pihak-pihak terkait, karena tidak menghadirkan mantan Bupati Tagop Sudarsono Soulisa dan para tokoh pemekaran Kabupaten Buru Selatan.

“Kami mempertanyakan kenapa tokoh-tokoh pemekaran tidak diundang dalam Paripurna HUT Kabupaten ke-13 tanggal 21 Juli kemarin,” ucap Ricky Nurlatu dalam orasinya.

Baca Juga: Safitri Ajak Warga Bursel Lestarikan Budaya Ina Ama Kai Wait

Sementara itu Koordinator aksi Aser Biloro dalam orasinya menuding, Sekwan Hadi Longa sengaja ingin mengaburkan sejarah Buru Selatan, sehingga mau tidak mau Longa harus dicopot dari jabatannya, karena terkesan tidak menghargai para tokoh pemekaran.

“Kami minta pertanggungjawaban saudara Hadi Longa atas apa yang terjadi pada paripurna kemarin. Karena hal itu bagian dari cara-cara untuk mengaburkan sejarah berdirinya kabupaten ini dan melupakan jasa para tokoh pemekaran,” ucap Aser.

Ia mengancam, jika Hadi Longa dibiarkan masih menjabat sebagai sekwan dan tuntutan pencopotannya tidak digubris, maka mereka siap menduduki Kantor Bupati dan DPRD dengan massa yang lebih bnyak.

“Kami siap boikot Kantor Bupati dan Kantor DPRD. Kami akan datang dengan massa yang lebih banyak jika sekwan tidak dicopot,” teriak Biloro.

Ketua GMNI Bursel, Epot Latbual selain menuntut pencopotan sekwan, dia juga menyingung ketidakhadiran anggota dan pimpinan DPRD saat mereka melakukan aksi.

Untuk itu, Latbual mengancam akan menjadikan Kantor Bupati dan Kantor DPRD sebagai penginapan semalam, jika tuntutan mereka diabaikan.

“Kami sesalkan hari ini tidak ada pimpinan dan anggota DPRD, bahkan sekwan pun tidak masuk kantor. Kami akan jadikan Kantor Bupati dan DPRD sebagai penginapan semalam jika tuntutan kami tidak diindahkan,” ancamnya.

Setelah berorasi kurang lebih 30 menit dan tidak mendapat respon oleh pihak DPRD, massa kemudian bergerak menuju ke Kantor Bupati.

Di Kantor Bupati, para demonstran ini kemudian melakukan orasi secara bergantian dengan materi yang sama, dan sekitar 1 jam kemudian mereka diundang untuk bertatap muka dengan Bupati dan Wakil Bupati.

Di depan Bupati dan Wabup, para demosntran minta agar, Hadi Longa dicopot dari jabatannya karena terkesan melupakan jasa para tokoh pemekaran Buru Selatan.

Usai mendengar apa yang menjadi tuntutan para demosntran, Bupati Safitri Malik Soulisa menjelaskan, saat ini dirinya hanya bisa mengevalusi kinerja Hadi Longa sebagai sekwan, sebab sesuai aturan dirinya belum bisa melakukan mutasi jabatan bagi bawahannya sebelum 6 bulan pemerintahannya berjalan.

Hal ini turut dibenarkan Sekda Bursel Iskandar Walla, bahwa pemecatan itu harus disesuaikan dengan aturan yang berlaku.

Mendengar penjelasan tersebut, para pendemo kemudian membubarkan diri meninggalkan Kantor Bupati. (S-35)