AMBON, Siwalimanews – Senior PDI Perjuangan Provinsi Maluku Yusuf Leatemia mendesak DPP PDIP untuk segera menurunkan carateker untuk menggantikan Murad Ismail dari jabatannya sebagai Ketua DPD.

Pasalnya, Murad Ismail secara terang-terangan telah menyatakan sikap dan tidak menghargai DPP selaku petinggi partai, itu dibuktikan dengan yang bersangkutan tidak memenuhi undangan untuk hadir ke DPP, untuk itu pihak DPP juga tak perlu lagi mempertimbangkan pergantian ini.

“Bagi saya ini sudah jelas, bahwa MI itu sudah keluar dari partai, bahkan undangan panggilan dia saja dia tidak hadir. Artinya kalau memang dia itu tulus dengan partai ini, dia harusnya hargai DPP sebagai petinggi partai. Lalu kalau DPP saja dia tidak dihargai, apalagi yang mau diharapkan dari MI. Kalau dia tulus, sekalipun istrinya nomor urut 1 atau akhir, itu bukan alasan,” tandas Leatemia kepada Siwalimanews melalui telepon selulernya, Rabu (26/4).

Selain itu pula kata Leatemia, selama menjadi pemimpin partai, bahkan selaku Gubernur Maluku yang diusung PDIP, tidak ada hal berarti yang dibuat MI untuk partai ini, bahkan untuk Maluku secara umum.

Kedatangan MI ke PDIP juga, bukan untuk membesarkan partai, justru kedatangannya, disaat PDIP sudah punya nama besar, namun MI terkesan dengan sengaja menghancurkan partai ini.

Baca Juga: KPU Buru Ungkap Potensi Konflik di Waehotong

“Justru PDIP yang membesarkan dia, yang menghantar dia jadi Gubernur Maluku, tapi apa yang dia buat untuk daerah ini dan untuk PDIP, yang terlihat itu untuk kepentingan pribadi dan kelompok-kelompok dia saja. Orang ini kalau tidak secepatnya diganti, PDIP hancur, sebab orang tidak akan pilih PDIP,” ujar Leatemia.

Leatemi menegaskan, jika DPP lama mengambil sikap, maka selesailah PDIP di Maluku. Walaupun demikian, sesuai informasi yang berkembang, bahwa DPP sudah mengambil langkah untuk menggantikan MI dengan menurunkan carateker.

“Ada tiga nama yang sudah dibahas, itu ada pa Mindo, pa Jarot dan pa Jahuri. oleh karena itu, DPP harus cepat juga, karena ini sementara persiapan pencaftaran caleg dan lainnya. Jadi bagi kita harus secepatnya menggantikan MI dia tidak boleh ada lagi di PDIP,” tegas Leatemia.

Terkait tiga nama yang telah mencul kata Leatemia, semuanya baik, sehingga pihaknya meyakini, PDIP dalam persiapan Pemilu 2024, akan lebih matang dan tetap sukses tanpa MI atau siapapun itu.

Pasalnya, kepemimpinan MI selaku Gubernur Maluku, juga telah membawa Maluku berada pada posisi termiskin dan itu sangat buruk, padahal ekonomi Maluku pada kepemimpinan Karel Ralahalu hingga Said Assagaff, masih bernilai tinggi.

Itu berarti, baik selaku Ketua DPD dan juga Gubernur, MI itu telah mempermalukan partai ini dengan kinerjanya yang buruk.

“Menurut saya dia gagal, tidak hanya selaku Ketua DPD, tetapi juga selaku Gubernur Maluku. Kita tunggu saja tindaklanjut KPK atas laporan yang kita sudah masukan itu. Ada banyak indikasi-indikasi yang dilakukannya selama kepemimpinannya selaku Gunernur Maluku,” beber Leatemia.(S-25)