AMBON, Siwlaimanews – Kuota minyak tanah untuk provinsi Maluku di tahun 2025 ini mengalami penurunan. Penurunan kuota ini, sebagaimana ditetapkan oleh BPH Migas secara nasional. Penurunan kuota ini, jika dibandingkan dengan tahun anggaran 2024 kemarin, ada penurunan sekitar 3000 kilo liter.

“Kuota minyak tanah sebagai kebutuhan utama rumah tangga kita di Maluku tahun ini turun. Untuk itu, kami dari Komisi II DPRD Maluku telah melakukan pertemuan dengan Pertamina, dan kita sudah warning, sebab sudah mendekati bulan suci Ramadhan serta Idul Fitri,” ungkap ketua Komisi II DPRD Maluku Irawadi kepada Siwalimanews di Baileo Rakyat Karang panjang, Jumat (14/2).

Penurunan kuota mitan ini kata Irawadi berlakus ecara nasional, termasuk Maluku, namun komisi  sudah mengantisipasinya dengan menyampaikan ke Kementerian ESDM pada bulan Januari lalu, bahwa paling tidak ada pergeseran kuota mitan dari provinsi tertentu yang penyerapan penggunaan minyak tanah kecil diberikan ke Maluku.

“Jadi kalau ada stok, maka akan digeser ke Maluku, karena memang kita di Maluku merupakan salah satu dari 4 provinsi yang masih menggunakan mitan untuk kebutuhan rumah tangga. Sementara di wilayah Indonesia Tengah hingga Barat sudah menggunakan gas jadi memang permintaan mitan untuk kita di Maluku tinggi,” ucap Irawadi.

Sementara menyangkut dengan ketersediaan pangan menjelang bulan suci Ramadhan Irawadi mengaku, komisi memang dalam pertemuan tadi tidak membahasnya, namun telah dibahas di bulan januari kemarin.

Baca Juga: Diduga Banyak Proyek Bermasalah, Aliansi Mahasiswa Minta Polisi Periksa Mansur Banda

Dari beberapa kali pertemuan pada bulan Januari kemarin, komisi juga sudah berikan warning ke pemprov untuk mengantisipasi kelangkaan bahan pokok, terlebih khususnya pasokan beras.

“Kalau agenda ketahanan pangan memang bukan agenda hari ini, namun sudah lebih dulu kita warning itu ke OPD teknis untuk antisipasi kelangkaannya dan mereka siap dari jauh-jauh hari, termasuk pihak Perum Bulog sebagai penyedia logistik beras di Maluku juga sudah mengantisipasi itu,” jelas Irawadi.(S-26)