AMBON, Siwalimanews – Akademisi Fisip Unpatti, Muchtar Nepa Nepa menilai, konflik internal yang terjadi di PDIP merupakan hal yang lumrah terjadi dalam sebuah partai politik, tetapi konflik ini juga menjadi catatan kritis bagi Murad Ismail sebagai Ketua DPDPDIP.

Kata dia, perbedaan pandangan terhadap cita-cita dan marwah partai memang seringkali menim­bulkan fiksi internal partai termasuk PDIP di Maluku tetapi itu bisa di­cairkan dengan komunikasi internal partai dan bisa jadi menambah kekuatan partai.

“Menurut saya konflik internal antar kader partai sebetulnya hal yang lumrah terjadi di hampir semua partai politik. Perbedaan pandangan terhadap cita-cita dan marwah partai memang seringkali menimbulkan fiksi dalam internal partai termasuk PDIP di Maluku. Permasalahan antara Ketua DPD PDIP Murad Ismail dengan Sekre­taris Edwin Huwae adalah sebuah catatan kritis tentang demokrasi internal partai,” ujarnya kepada Siwalima melalui telepon selu­lernya, Senin (4/10).

Dia menduga, konflik tersebut hanya bagian dari demokrasi internal PDIP dimana posisi Ketua DPD PDIP, Murad Ismail masih diuntungkan.

“Saya menduga bahwa ini hanyalah bagian dari demokrasi internal PDIP yang nantinya akan membentuk sebuah ketahanan dalam pelembagaan partai. ketua DPD PDIP yg sekaligus sebagai Gubernur Maluku, masih diuntungkan,” katanya.

Baca Juga: Golkar Siap Tumbangkan Murad

Menurutnya, kekuatan dan kekuasaan Murad Ismail sebagai Ketua DPD PDIP tetapi juga Gubernur Maluku masih diuntungkan meskipun banyak kader senior meminta mundur dari jabatan.

“Justru itu saya anggap sebagai catatan kritis bagi bagi Murad Ismail. Teguran politik seperti ini tidak akan merusak citra partai bahkan bisa jadi akan menambah referensi kekuatan partai,” katanya.

model-model penyelesaian konflik internal partai yang kemudian akan dilakukan oleh seorang Ketua DPD PDIP yang sekaligus sebagai Gubernur Maluku, tentu memilki segudang pengalaman.

“Fenomena untuk saling lapor atau saling ancam antar ketua DPD PDIP dengan sekretarisnya menurut saya akan selesai jika komunikasi politik akan cair dan menemukan celah politik yang solutif untuk kepentingan partai,” tuturnya.

perselisihan seperti ini tambah dia, tidak menganggu konstituen partai pada Pilkada 2024, karena PDIP solitas partainya sangat kuat dan ketahanan serta pelembagaan PDIP akan tetap terjaga. “Kecuali menjelang pilkada ternyata ada figur PDIP yang merakyat, justru di calonkan oleh partai lain maka bisa jadi kemungkinan pembelahan fiksi serta perpecahan antara kader maupun konstituen akan terjadi,. tapi sejauh ini PDIP memiliki ketangguhan dan keutuhan partai,” ujarnya. (S-19)