AMBON, Siwalimanews – Sejumlah tokoh agama di Maluku mulai kesal dengan cara Pemerintah Kota Ambon dalam menekan laju penyebaran Covid-19 di Kota Ambon.

Mereka menilai, Pemkot Ambon dibawah kepemimpinan Walikota Richard Louhenapessy, tak mampu mengendalikan laju penyebaran virus ini. Hal itu dibuktikan dengan semakin hari jumlah kasus di kota ini terus bertambah.

Padahal semua tokoh agama di kota ini sudah mengendalikan umat mereka, sehingga rumah ibadah tidak lagi menjadi titik penyebaran. Sementara di arena publik harus dikendalikan pemerintah.

Ketua Sinide GPM Ates Werinussa, bahkan menilai Pemkot Ambon tak punya konsep yang jelas untuk mengendalikan lajunya Covid-19.

“Jadi kami himbau kepada Pemkot Ambon harus punya konsep yang jelas, bukan tukar menukar regulasi. Masyarakat butuh panduan,” ujar Werinussa yang berbicara mewakili para tokoh agama kepada pers, usai mengikuti rapat penanganan Covid-19 bersama Gustu Maluku di Kantor Gubernur, Sabtu (13/6).

Baca Juga: Brimob Maluku Terus Berupaya Cegah Penyebaran Covid-19

Ia mengaku, dengan menjalankan konsep Pembatasan Kegiatan Masyarakat dan rencana Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) tak bisa mengatasi penyebaran.

”Mau buat PSBB atau apapun namanya silahkan, tetapi ketahanan ekonomi masyarakat juga harus dijaga. Kalau mereka lapar mereka bisa ribut,” tegasnya.

Werinussa mengaku, masyarakat dan para tokoh agama sudah stres termasuk dirinya, namun walikota tak miliki metode yang jelas untuk menangani Covid-19 di kota ini.

Pasalnya konsep yang dipakai diganti terus ada PKM, PSBB dan lain sebagainya, kemungkinan juga setela PKM dan PSBB ada lagi yang baru, namun tingkat penularan tetap akan tinggi.

“Saya sudah stres bersama masyarakat, tetapi walikota tak punya metode yang jelas menangani Covid-19. Namanya kok diganti-ganti, PKM, PSBB, mungkin setelah itu apa lagi, tapi tingkat penularan tetap tinggi,” kesalnya. (S-39)