PIRU, Siwalimanews – Ketua Komisi II beserta tujuh anggota DPRD Kabupaten Seram Bagian Barat menjalani Rapid Test Covid -19, Selasa (30/6).

Rapid Test tersebut dilakukan sesuai permintaan komisi terkait hasil tracking pasien LL yang terkonfirmasi positif Covid-19. LL sendiri merupakan ASN di Lingkup Dinas Kesehatan SBB.

Pantauan Siwalimanews di Gedung DPRD SBB, terlihat proses rapid Test itu sendiri diawali dengan pengukurun suhu tubuh bagi para wakil rakyat ini.

Dari total 11 orang yang duduk di Komisi delapan orang yang sudah menjalani rapid test, sementara tiga orang lainnya berhalangan ikut karena sementara bertugas di beberapa kecamatan.

Setelah dilakukan proses pengambilan sampel darah oleh tim petugas medis Gustu SBB, kemudian diproses dengan alat rapid, hasilnya kedelapan anggota Komisi II DPRD tersebut dinyatakan non reaktif.

Baca Juga: Gerakan Baku Kele Terus Kampanyekan Lawan Covid-19

Anggota Komisi II DPRD SBB Rusli Sosal usai menjalani rapid kepada Siwalimanews, Selasa (30/6) menjelaskan, rapid test yang mereka jalani adalah bagian dari bentuk mendukung pemda dalam rangka mengatasi penyebaran Covid-19 di Bumi Saka Mese Nusa.

Jika berdasarkan hasil tracking yang dilakukan Gustu SBB, ia bersama tujuh rekan lainnya tidak termasuk pihak yang melakukan kontak erat dengan pasien LL. Namun untuk lebih memperjelas kondisi kesehatan ketua dan seluruh anggota komisi II sepakat untuk jalani rapid test.

“Kalau berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh Gustu SBB pada kami saat proses trecking kami disebut bukan pihak yang tidak kontak erat dengan pasien LL. Kalau dipikir-pikir tidk perlu dilakukan rapid. Namun untuk kebaikan bersama, maka pihak kita semua minta untuk dilakukan rapid, dan Alhamdulilah, setelah kami di Rapid hasilnya semua non reaktif,” tuturnya.

Menurutnya, rapid test yang dijalani komisi ini juga sebagai contoh baik kepada masyarakat dalam rangka memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di SBB.  Sejatinya rapid test ini harus diikuti oleh seluruh anggota DPRD SBB.

Pasalnya, meski pasien LL tidak melakukan kontak langsung dengan anggota DPRD yang lain, namun ketua maupun 10 anggota komisi yang menggelar rapat dengan pasien LL telah berbaur  dengan 19 anggota DPRD lainnya.

“Oleh sebab itu 19 rekan anggota DPRD lainnya untuk segera melakukan hal serupa demi kepentingan bersama dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di SBB,” pintanya.(S-48)