AMBON, Siwalimanews – Inflasi di Provinsi Maluku pada Maret 2022 meningkat dibandingkan dengan bulan sebelumnya, yaitu tercatat sebesar 0,44% (mtm), lebih tinggi dari bulan Februari 2022 yang mengalami deflasi sebesar -0,48% (mtm).

Namun demikian, capaian inflasi Provinsi Maluku tersebut masih lebih rendah dibandingkan dengan inflasi wilayah Sulawesi-Maluku-Papua (Sulampua) yang tercatat sebesar 0,60% (mtm) maupun inflasi nasional yang sebesar 0,66% (mtm).

Hal ini diungkapkan Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Maluku, M Lukman Hakim, dalam releasenya, yang diterima Siwalima, Jumat (1/4).

Dijelaskan, tekanan harga pada kelompok transportasi serta makanan, minuman, dan tembakau mendorong peningkatan inflasi Provinsi Maluku pada Maret 2022.

Selanjutnya, kelompok transportasi mencatatkan inflasi sebesar 1,74% (mtm) yang utamanya didorong oleh kenaikan tarif angkutan udara hingga 7,80% (mtm).

Baca Juga: Babinsa Masohi Terima Satu Pucuk Senpi

“Meningkatnya tarif angkutan udara ini tidak lepas dari kebijakan pelonggaran persyaratan pelaku perjalanan udara berdasarkan Surat Edaran Kementerian Perhubungan No. 21 Tahun 2022 yang berdampak pada meningkatnya permintaan masyarakat terhadap jasa penerbangan,” ujarnya.

Dikatakan, sepanjang Maret 2022 kenaikan tarif angkutan udara lintas provinsi tercatat meningkat sebesar 12-28%. Demikian pula dengan tarif angkutan udara intra provinsi (rute di dalam lingkup Provinsi Maluku) yang tercatat meningkat hingga lebih dari 50%.

Kemudian, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mencatatkan inflasi sebesar 0,36% (mtm) yang utamanya didorong oleh tekanan harga pada komoditas hortikultura seperti cabai rawit dan bawang merah.

“Harga cabai rawit meningkat sebesar 23,78% (mtm) sementara bawang merah meningkat sebesar 11,02% (mtm). Kenaikan harga komoditas tersebut disinyalir akibat keterbatasan pasokan akibat tingginya curah hujan yang berdampak pada hasil panen di daerah sentra,” beber Lukman.

Meningkatnya inflasi kelompok makanan, minuman, tembakau, kata Lukman, juga disebabkan oleh komoditas tahu mentah yang mengalami inflasi sebesar 12,89% (mtm) yang merupakan dampak dari terbatasnya pasokan kedelai yang terjadi secara nasional.

Sebagai upaya pengedalian harga menjelang Bulan Ramadhan, TPID Provinsi Maluku berkomitmen untuk terus memperkuat koordinasi yang didasarkan pada strategi 4K (Keterjangkauan Harga, Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi dan Komunikasi Efektif).

“Sebagai bagian dari implementasi strategi 4K tersebut, TPID Provinsi Maluku telah melakukan SIARAN PERS kegiatan sidak pasar dalam rangka pemantauan harga serta stok bahan pokok secara langsung ke Pasar Mardika dan beberapa distributor besar. Selain itu juga akan digelar kegiatan pasar murah secara mobile yang rencananya akan dilaksanakan pada tanggal 18-21 April 2022,” katanya. (S-08)