AMBON, Siwalimanews – Pemerintah Kota Ambon sukses menjalankan Instruksi Presiden Nomor: 4 tahun 2022 untuk memper­cepat pemberantasan kemiskinan ekstrem di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) Ma­luku mencatat tahun 2022 lalu angka kemiskinan ekstrem di Kota Ambon 0 persen.

“Yang sungguh membanggakan angka kemiskinan ekstrem di Ambon tahun 2022 tercatat 0 persen,” kata Penjabat Walikota Ambon Bodewin Wattimena ketika perayaan HUT Kota Ambon ke-448, di Lapangan Merdeka, Kamis (7/9)

Ini menunjukan, upaya dilakukan pemerintah kota ambon saat ini mewujudkan kehidupan manusia Ambon yang manis, demokratis, mandiri secara berkelanjutan.

“Tandanya lima kebijakan prio­ritas pembangunan Kota Ambon tahun 2023, berjalan dengan baik,” ungkap walikota.

Baca Juga: Pemkot Hibur Warga Ambon dengan Artis Ibukota

Selain itu ada keberhasilan yang dicapai pemerintah saat ini yakni pada tahun 2022, pertumbuhan eko­nomi Kota Ambon mencapai 5,23 Persen. Capaian itu meningkat di­ban­dingkan tahun sebelumnya hanya 3,92 persen.

Selain itu, Indeks Pembangunan Manusia Kota Ambon tahun 2022 mencapai 81,63 poin dan ini me­ningkat dari sebelumnya hanya 81,23 poin.

Sementara angka stunting tahun 2022 yang tercatat 21,1 persen. jumlah ini berkurang dari tahun sebelumnya sebesar 28,1 persen.

Inflasi 2022 tercatat sebesar 6,39 persen, angka itu menurutnya me­ningkat dari sebelumnya 4,05 per­sen.

Ini menunjukan secara umum peningkatan inflasi di Kota Ambon dipengaruhi oleh kelompok admini­strasi yang menjadi kewenangan Pempus, seperti kenaikan biaya transportasi, BBM, tarif dasar listrik dan suplai rokok.

“Patut disyukuri, laju inflasi bulan Juni 2023, cenderung terkendali pada level 4,29 persen. Bahkan Agustus, inflasi sebesar -0,35 persen atau terjadi deflasi. Dan inflasi year on year sebesar 3,08 persen atau berada di bawah rata-rata inflasi nasional,” ungkapnya.

Selain itu, terkait jumlah pendu­duk miskin di Kota Ambon tahun 2022, tercatat sebanyak 22.580 jiwa atau sebesar 4,68 persen.

“Angkah itu berkurang dari sebelumnya 23.670 jiwa atau 5,02, persen di tahun 2021,” ujarnya. (S-25)