AMBON, Siwalimanews – Kementerian Perindustrian (Ke­men­perin) menyerahkan, bantuan penge­lolaan kelapa kepada Indus­tri Kecil Me­nengah (IKM) Kelapa Terpadu di Maluku.

Bantuan tersebut diserahkan oleh Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IK­MA) Kemenperin, Gati Wibawa­ning­sih kepada Wakil Gubernur Maluku, Barnabas Orno. Wibawaningsih mengatakan, sela­ma ini, Kemenperin melihat para petani kelapa kesulitan mengelola buah kepala, karena harga kopra terus menurun dari waktu ke wak­tu, bahkan  banyak petani kelapa be­ra­­lih ke bidang lain karena kebutuhan hidup cukup tinggi, dan penghasilan dari mengelola kelapa dalam bentuk kopra tidak bisa mencukupi kebutuhan.

“Jadi salah satu solusi yang kita tawarkan adalah, memberikan ban­tu­an pengelo­laan kepala sehingga masyarakat bisa mengubah kelapa dalam bentuk yang lain, dan peng­hasilan sangat besar dari itu ketim­bang menu­nggu harga kopra itu naik,” jelas Wibawaningsih dalam sam­bu­tannya pada acara workshop pengembangan industri kecil mene­ngah di Santika Hotel, Selasa (27/8)

Dikatakan, Maluku meru­pakan salah satu provinsi yang cukup potensial dalam mengembangkan industri pengolahan kelapa.

“Sejak tahun lalu, kami sudah memberikan bantuan pengelo­laan kepala. Dan tahun ini kita berikan lagi. Kami bertekad untuk fokus mendo­rong sektor industri pengola­han produk perkebunan di Maluku,” katanya..

Baca Juga: Menteri PPPA: Perempuan Punya Andil Membangun

Menurutnya, pengembangan industri pengolahan kelapa dimak­sud­kan melalui program pengemba­ngan IKM Kelapa Terpadu. Hal ini bertujuan, agar pengem­bangan IKM Kelapa Terpadu di Maluku bisa meningkatkan nilai tambah komoditi kelapa melalui diversifikasi produk olahan kelapa, maupun pengolahan produk sampingannya.

“Jadi kami dari Kementerian berha­rap, dapat meningkatkan kese­jah­teraan para pelaku agrobisnis kelapa mulai dari sektor hulu sampai de­ngan hilir,” tegasnya.

Ditambahkan, kegiatan pengem­ba­ngan IKM Kelapa Terpadu di Provinsi Maluku terdiri dari tiga kegiatan dalam bentuk bimbingan teknis dan fasilitasi mesin/peralatan yaitu, workshop pengemba­ngan IKM kelapa terpadu, diversifikasi produk turunan kelapa, produksi arang tempurung kelapa.

“Sebelum Maluku, program ini sudah dijalankan di Provinsi Gorontalo, Riau dan Sulawesi Utara dan itu berhasil,” tandasnya.

Kepada wartawan usai acara, dirinya juga berharap dengan adanya pengem­bangan Kelapa Terpadu ini, pelaku IKM tidak hanya terfokus hanya sebatas mengambil kopra saja.

“Harga (kopra) Itu jadi masalah. Tapi kalau kita berikan pelatihan lain, teman-teman (IKM) tidak tergantung dari kopra saja,” tutupnya.

Dikesempatan yang sama Wakil Gubernur Maluku, Barna­bas Orno meminta, Disperindag Maluku untuk membuat grand design tata ruang pengem­bangan IKM Kelapa Terpadu di Maluku.

“Grand design tersebut akan kita diusulkan ke Dirjen Industri Kecil Menengah dan Aneka (IKMA) Kemen­terian Perindus­trian dan Bappe­nas, agar Ke­la­pa Terpadu menjadi salah satu pro­duk unggulan Maluku,” ujarnya. (S-39)