AMBON, Siwalimanews – Wakil Rektor I IAKN Ambon, Christiana Sahertian mengungkapkan, pentingnya menggabungkan kearifan lokal dalam pengembangan pariwisata di Maluku.

Hal ini diungkapkan Sahertian dalam sambutannya pada acara seminar nasional Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan dengan tema “Kearifan Lokal: Pilar Pembangunan Pariwisata Berkelanjutan”

Sahertian berharap, seminar yang digelar oleh FISK IAKN Ambon pada 7-8 November 2024 kemarin berlangsung secara hybrid di Auditorium IAKN dapat menghasilkan solusi konkret untuk membangun pariwisata yang berkelanjutan, tidak hanya dari segi ekonomi, tetapi juga sosial dan budaya.

Seminar ini menghadirkan tiga pembicara utama yaitu, Azril Azahari yang mengupas tuntas potensi pariwisata jalur rempah dan implementasi pariwisata kesehatan.

Selanjutnya, I Gusti Putu Bagus Sasrawan Mananda berbagi pengalaman Bali dalam menghadapi tantangan pariwisata dan terakhir, Yance Z. Rumahuru membahas reposisi pengembangan pariwisata pulau-pulau kecil.

Baca Juga: Kemenag SBT Mulai Perekaman Paspor CJH

Seminar ini dihadiri oleh pimpinan, mahasiswa dan dosen di lingkungan FISK IAKN Ambon.

Pemilihan tema dalam seminar ini menyesuaikan dengan kondisi realitas dan tantangan kearifan lokal Maluku dihadapi di era globalisasi saat ini.

Selain ketiga tokoh pemateri utama juga terdapat 26 pemakalah dari berbagai disiplin ilmu yang ikut mempresentasi­kan hasil kajian ilmiahnya.

Para peserta diajak untuk mendiskusikan bagaimana kearifan lokal dapat menjadi fondasi dalam membangun pariwisata yang berkelanjutan, serta bagaimana menjaga keseimbangan antara kepentingan ekonomi, sosial, dan lingkungan.

Victor Delvy Tutupary dalam laporannya menyampaikan, tema seminar ini sangat relevan dengan kondisi Maluku yang kaya akan keanekaragaman budaya.

Tutupary menekankan pentingnya menjaga dan melestarikan nilai-nilai sosial dan budaya lokal dalam pengembangan pariwisata.

Salah satu hasil penting dari seminar ini adalah lahirnya buku yang berisi kumpulan makalah para pembicara. “Buku ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi para akademisi, praktisi, dan pembuat kebijakan dalam pengembangan pariwisata berkelanjutan di Indonesia, khususnya di Maluku,” ujarnya.

Dia menambahkan, Fakultas Ilmu Sosial Keagamaan IAKN Ambon melalui Program Studi Pariwisata Budaya dan Agama berkomitmen untuk terus menggelar kegiatan ilmiah serupa sebagai bentuk kontribusi dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia di bidang pariwisata.

Seminar ini diharapkan dapat menjadi langkah awal dalam upaya membangun pariwisata yang berkelanjutan di Maluku, yang mampu memberikan manfaat bagi masyarakat setempat dan melestarikan lingkungan. (S-05)