BULA, Siwalimanews – Keluarga korban mengkritik kerja Badan Penanggulangan Bencana Daerah Seram Bagian Timur dalam penanganan korban kecelakaan di laut.

“BPBD SBT lambat mengambil tindakan, padahal korban Salis Kafara (63) dinyatakan hilang sejak Selasa 13 Juni,” kata Ahmad Rumasukun yang merupakan keluarga korban kepada Siwalima, Jumat (16/6).

Menurut Ahmad, korban sebelum dinyatakan hilang, sementara melakukan aktivitas sebagai nelayan di pelariran laut Nama Tiakur, Kecamatan Bula.

Dikatakan bahkan untuk menyediakan tenda bagi keluarga dalam proses pencairan pun tidak dilakukan.

Setelah pihak keluarga membuat onar di pantai, barulah BPBD berinisiatif memasang tenda darurat dipantai.

Baca Juga: BNPP Kucurkan 760 M Bangun Infrastruktur Perbatasan

“Karena tadi pagi sempat saya bikin onar dengan catatan sebelum matahari terbenam tenda itu sudah harus sudah berdiri. Ini buktinya baru mereka ambil tindakan untuk pasang tenda,” kesalnya.

Pantauan Siwalima, sejumlah warga Desa Fattolo bergotong-royong mendirikan tenda sementera di pantai selama proses pencairan dilakukan.

Sampai dengan hari ke lima, korban yang dilaporkan hilang hingga saat ini belum juga ditemukan tim SAR  gabungan.

Proses pencairan terhadap korban Salis Kafara juga terkendala cuaca yang tidak bersahabat.(Mg-1)