AMBON, Siwalimanews – Ketua Komisi III DPRD Provinsi Maluku Richard Rahakbauw mengungkapkan, kelanjutan pengerjaan proyek pembangunan erection jembatan Dian Pulau-Tettoat di Kabupaten Maluku Tenggara, masih menunggu hasil kajian dari Komisi Keselamatan Jembatan dan Terowongan Jalan Kementerian PUPR.

Penegasan ini diungkapkan Rahakbauw kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang, Selasa (17/1) usai melakukan on the spot di lokasi pengerjaan jembatan tersebut beberapa waktu lalu.

Menurutnya, secara umum pengerjaan proyek jembatan ini dengan bentangan sepanjang 120 meter hampir rampung dengan progres pekerjaan sudah mencapai 90 persen dan tinggal dilakukan pengecoran dan pengaspalan.

Namun proyek yang dimulai sejak tahun 2019 ini harus dihentikan sementara, sebab adanya persoalan berkaitan dengan keselamatan kendaraan yang nantinya melintasi jembatan.

“Camber merupakan ruang terbuka dibawah jembatan yang berfungsi untuk melakukan pengawasan lingkungan lantai jembatan dan ketika camber itu dikasih duduk, ternyata tidak pas dan mereka tidak mau ambil resiko,” ujar Rahakbauw.

Baca Juga: DPC PPP Kota Ambon Gelar Khitanan Massal

Jika pekerjaan tetap dilanjutkan kata Rahakbauw, maka akan sangat beresiko, sebab ketika kendaraan melintas dapat menyebabkan kecelakaan, bahkan kendaraan terjun bebas ke bawah sehingga PUPR tidak ingin mengambil resiko.

Untuk menjamin keselamatan kendaraan, maka PUPR menghentikan pekerjaan dan berkonsultasi dengan Kementerian PUPR serta KKJTJ yang ditindaklanjuti dengan menurunkan tim untuk melakukan penilaian diantara camber jembatan.

“Demi keselamatan jembatan, maka KKJTJ meminta PUPR untuk dihentikan sampai menunggu hasil analisa teknis lanjutan dari  tim barulah dilakukan kelanjutan pekerjaan konstruksi,” jelas Rahakbauw.

Ketika rekomendasi KKJTJ terkait penghentian pekerjaan dilakukan lanjut Rahakbauw, maka PUPR langsung memutus kontrak dengan pihak ketiga, sehingga anggaran belum semuanya dicairkan.

Rahakbauw mengaku, alasan pembangunan jembatan tidak menggunakan konstruksi tiang penyanggah seperti jembatan merah putih, dikarenakan wilayah lautan setempat terdapat palung yang cukup dalam dengan arus air laut yang cukup kuat, maka digunakan konstruksi baja untuk menjamin kelangsungan jembatan.(S-20)