AMBON, Siwalimanews – Jauh lebih meriah perayaan HUT Kota Ambon ke 448 di tahun kedua kepemimpinan Bodewin Wattimena.

Sukses menggelar lomba gerak jalan indah bersama AMGPM beberapa waktu lalu, kini masyarakat Kota Ambon disuguhkan dengan karnaval budaya.

Ribuan masyarakat kembali tumpah ke jalan menyaksikan adat dan budaya dari puluhan etnis yang mendiami Pulau Ambon.

Karnaval dengan tema “Ambon For Semua” dilepas oleh walikota di depan Tribun Lapangan Merdeka, Selasa (5/9) yang didampingi oleh Sekot Agus Ririmase, Kajari Ambon Andryansah dan pejabat TNI-Polri serta pimpinan OPD.

Dalam sambutan, orang nomor satu di Kota Ambon mengaku kegia­tan ini digelar untuk mempererat hubungan kekerabatan serta me­ningkatkan persatuan dan kesatuan antar suku.

Baca Juga: Dokter Spesialis RS Haulussy Ngotot Mogok

“Ini sekaligus kita lestarikan nilai-nilai kearifan lokal sesuai asal masing-masing daerah karena diikuti oleh 25 paguyuban,” ujar walikota.

Event ini sempat terhenti karena pandemi Covid-19 mau menunjukan beragamnya kebudayaan masya­rakat di kota dengan tajuk Manisee tersebut.

“Semuanya akan bermuara pada arus kunjungan wisatawan serta meningkatkan taraf hidup dan ke­sejahteraan masyarakat,” katanya.

Dengan ini pula publik dapat melihat keunikan dan kearifan lokal dari daerah mulai dari busana, musik, tarian, permainan, hingga hasil bumi.

“Terpenting momen ini, membawa hal positif bagi Kota Ambon,” tandasnya.

Festival Olahan Pangan  

Sementara itu Pemkot Ambon bersama dengan Tim Penggerak PKK menggelar festival olahan pangan lokal amboina yang berlang­sung di Pattimura Park, Selasa (5/9).

Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena mengatakan, festival ini merupakan cara pengenalan ke masyarakat tentang pangan lokal non beras.

Pangan lokal punyai nilai gizi dan cita rasa namun juga kreativitas pengolahan dan penyajiannya dengan nilai komersial yang tinggi,” katanya.

Ia berharap, kegiatan ini menjadi motor penggerak bagi pelaku UMKM di Kota Ambon untuk lebih kreatif dan bisa bersaing kompetitif dengan produk olahan lainnya.

“Dengan begitu, upaya pemerin­tah dalam penanganan stunting sebagai wujud menciptakan generasi emas tahun 2045 dan peningkatan ekonomi masyarakat, dapat tercapai,” ujarnya.

Untuk diketahui lomba diikuti oleh Tim Penggerak PKK desa dan negeri serta kelurahan yang jumlah sebanyak 38 grup. (S-25)