AMBON, Siwalimanews – Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo memberikan apresiasi yang tinggi ke­pada seluruh masyarakat Maluku termasuk personil TNI dan Polri, karena pera­yaan Natal di Maluku ber­langsung aman, lancar dan sesuai protokol kesehatan Covid-19.

Hal itu disampaikan Wa­kapolda Maluku, Brigjen Jan de Fretes saat memimpin apel pagi yang berlangsung di Lapangan CHR Tahapary di kawasan Tantui, Senin (27/12). Saat memimpin apel, Wakapolda menyampaikan selamat hari Natal kepada personil Polda Maluku yang merayakan. Ia juga mem­berikan atensi kepada per­sonil agar dapat memper­ketat penja­gaan markas komando kepolisian.

“Bapak Kapolri dalam pesannya memberikan apresiasi bagi personil Polri yang telah bekerja dengan baik, khususnya dalam mensukseskan pengamanan Perayaan Natal 25 Desember 2021,” ujarnya.

Jenderal bintang satu ini juga meminta personil untuk melaksanakan pengamanan  dapat menerapkan body support systems (sistem pendukung tubuh). Ia juga mengingatkan anggotanya untuk tetap jalin sinergitas dengan TNI.

“Tetap jalin sinergitas dengan rekan-rekan TNI, terlebih khusus dalam pengamanan Natal dan Tahun Baru,” pintanya.

Baca Juga: Warga Lermatang Gelar Aksi Damai di PT Ambon

Untuk diketahui, hadir dalam kegiatan apel pagi tersebut yaitu sejumlah pejabat utama, perwira menengah dan personil Polda Maluku lainnya.

Rendah Hati

Mantan Ketua MPH Sinode GPM, Pendeta A.J.S Werinussa dalam khotbah Natal di Gereja Maranatha Ambon menghimbau umat Kristen di Maluku untuk tetap rendah hati. Menurutnya, Natal butuh intervensi dalam kehidupan manusia. Dalam khotbahnya yang terambil dari Injil Lukas 1 : 26-36 mengatakan, umat Kristen harus memiliki kerendahan hati dan setia seperti Yusuf.

Dikatakan, umat Kristen dewasa ini lebih mengedepankan ibadah persiapan  Natal ketimbang ibadah Natal. “Sebab itu ibadah persiapan Natal lebih poouler dari ibadah Natal. Mau bagaimana lagi, ini sudah menjadi budaya,” ujar Werinussa.

Ia mengajak umat Kristen untuk hidup seperti Maria dan Yusuf sebagaimana diceritakan Alkitab pada Injil Lukas. Dimana Yusuf dan Maria hidup penuh dengan kerendahan hati.

“Problem terbesar kita saat ini adalah apakah kita mampu hidup dalam kerendahan hati di tengah situasi dan kondisi dunia yang smeentara tergoncang. Setiap kita diberikan kesempatan bersama Tuhan untuk menjalankan peran masing-masing. Dalam situasi susah ini semua orang harus saling tolong menolong dan menyayangi satu dengan yang lain. Ini adalah isyarat Tuhan untuk kita ambil bagian dalam karya penyelama­tannya,” ungkap Werinussa.

Olehnya ia berharap, umat Kristen di Maluku tetap setia dan hidup dalam kerendahan hati serta terus ambil bagian dalam karya penyelamatannya. (S-45)