AMBON, Siwalimanews – Setelah menemui warga Ori dan Pelauw pada Rabu (26/1) malam, Kapolda Maluku Irjen Lotharia Latif memilih bermalam di Pulau Haruku dalam rangkaian mediasi perdamaian.

Kunjungannya dilanjutkan, Kamis (27/1) ke Negeri Kariuw. Dalam kunjungan itu Kapolda ditemani Pangdam XVI Pattimura Mayjen Richard Tampubolon dan Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno serta Bupati Maluku Tengah Abua Tuasikal.

Di Kariuw, para petinggi Polri, TNI, dan pemda itu melihat situasi dan kondisi negeri tersebut pasca terlibat konflik dengan desa tetangganya.

Kapolda, Pangdam dan Wagub serta Bupati Maluku Tengah mengecek kondisi dalam Negeri Kariu seperti perumahan warga, Gereja Ebenhazer, dan SD Negeri Kariu.

Untuk diketahui, konflik antara dua desa bertetangga ini pecah pada, Rabu (26/1) dini hari lalu. Bentrokan dilatarbelakangi persolan lahan. Kedua pihak mengklaim tanah sengketa di perbatasan kedua wilayah bertikai.

Baca Juga: Adriaansz: Satu Warga Ambon Terpapar Covid

Kapolda mengaku kunjungan Forkopimda Maluku di Negeri Pelauw dan Kariu selain melihat situasi dan kondisi pasca konflik, juga sebagai bukti kehadiran negara untuk memberikan rasa aman dan nyaman kepada warga negara di Pulau Haruku.

“Kami akan mendata kerugian-kerugian yang timbul atas terjadinya konflik ini,” tambah mantan Kapolda Nusa Tenggara Timur itu.

Ia mengaku atas kesepakatan bersama, masyarakat ingin konflik ini menjadi yang terakhir. Olehnya itu pihaknya mengharapkan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat.

“Kami mengharapkan adanya dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat dalam mewujudkan perdamaian di Negeri Pelauw dan Kariu, dan secara umum di Pulau Haruku,” pintanya.

Senada dengan Kapolda, Wakil Gubernur Maluku Barnabas Orno juga mengaku kehadiran Forkopimda Maluku untuk membantu masyarakat yang menjadi korban pada konflik ini.

“Kami mengajak masyarakat kedua negeri untuk dapat merajut kerukunan hidup orang basudara,” ajaknya.

Pangdam XVI Pattimura Mayjen TNI Richard Tampubolon menambahkan, objek yang dikunjungi pihaknya, seperti bangunan gereja masih utuh, tidak terkena dampak konflik.

“Kami menghimbau masyarakat agar tidak terpicu dan terprovokasi oleh berita hoax yang beredar di masyarakat,” pintanya.

Pangdam mengaku, pihaknya telah mengambil langkah bersama dan dijadikan sebagai skala prioritas berdasarkan perkembangan situasi dan kondisi di lapangan.

“Forkopimda Maluku hadir untuk memberikan solusi kepada masyarakat. Kami mohon dukungan tokoh masyarakat, tokoh agama dan tokoh adat sehingga tidak terjadi lagi konflik susulan di masa yang akan datang,” harap Pangdam. (S-45)