DOBO, Siwalimanews – Kantor Bahasa Provinsi Maluku menyelenggarakan Festival Tunas Bahasa Ibu (FTBI) Bahasa Tarangan Barat di Kabupaten Kepulauan Aru.

Kegiatan berlangsung di lapangan Yos Soedarso Dobo, Rabu (16/10) diikuti oleh 26 sekolah baik SD maupun SMP dan dibuka oleh Asisten III Setda, Aris F. Gainau mewakili bupati Aru.

Dalam sambutan, bupati mengatakan bahwa dirinya dan semua yang hadir adalah sebagai bagian dari daerah yang berbudaya dan beradab, yang menunjukan jati diri sebagai suatu bangsa.

“Hal ini menunjukan bahwa bahasa daerah sebagai bagian dari budaya yang memainkan peran penting dalam memperkuat solidaritas dan hubungan sosial dalam suatu komunitas,” ungkapnya.

Dalam konteks ekonomi, lanjutnya bahasa daerah juga merupakan aset penting untuk memacu pertumbuhan ekonomi lokal.

Baca Juga: Pasar Murah akan Digelar di Gong Perdamaian Dunia

“Terkait dengan hal tersebut maka kegiatan festival Tunas bahasa ibu merupakan sebuah kesempatan emas bagi kita sekalian, untuk tetap menjaga dan melestarikan bahasa ibu sebagai sebuah kekayaan dunia dan kekayaan daerah kita,” ungkapnya.

Sementara itu, Kepala Kantor Bahasa Maluku, Kity Karenisa mengatakan pelaksanaan FTBI tahun ini adalah kali kedua, setelah sebelumnya dilaksanakan di Jerol kecamatan Aru Selatan.

“Permasalahan kami di Aru adalah kemajemukan anak-anak punya latar belakang, asal dan tidak seratus persen anak-anak di Aru ini adalah orang asli Aru yang bisa berbahasa daerah. Mereka terdiri dari warga yang berasal dari Tanimbar, Ambon dan daerah lain, yang membuat kami harus berupa­ya lebih kuat agar anak-anak bisa berbahasa Tarangan Barat,” ujarnya.

Ia berharap, melalui kegiatan ini generasi muda untuk tetap menjadikan Bahasa Indonesia di ruang publik, terus mengawal, memperkokoh jati diri bangsa dengan kekuatan bahasa dan sastra Bahasa Indonesia.

Dirinya juga mengatakan, tujuan FTBI yakni menghasilkan siswa-siswa yang dapat mengimple­men­tasikan 7 media kreatif, diantara­nya puisi, dongeng, Stand Up Comedy, pidato, tulis cerpen dan menyanyi bahasa daerah yang revitalisasi yang akan dipresenta­si­kan dan dinilai oleh tim penilai.

Selain itu, para siswa akan mengikuti seleksi di tingkat sekolah sesuai minat dan bakatnya. Yang menang lanjutnya akan berkompetisi di FTBI tingkat kabupaten untuk selanjutnya diikutkan ke jenjang berikutnya.

“Jadi outputnya adalah siswa-siswi yang mampu berbahasa daerah melalui 7 media kreatif, nanti tinggal dipilih sesuai minat dan bakat mereka,” harapnya.

Pada opening ceremony tersebut, dilanjutkan dengan parade 26 sekolah tingkat SD dan SMP. Kemudian pemberian cenderamata dan pertukaran sertifikat kepada Pemda Aru oleh Balai Bahasa Provinsi Maluku, serta pemberian penghargaan bagi para pemenang lomba. (S-11)