Kanker Darah Mengintai Anak-Anak Malteng
MASOHI, Siwalimanews – Dokter kembali memvonis dua warga Kabupaten Maluku Tengah positif mengidap kanker darah atau Leukemia. Tercatat sudah enam anak-anak diserang.
Sebelumnya dokter RSUD Masohi memvonis Abdul Kayum Tehuayo (8) siswa kelas 3 SD, kini ada dua lagi warga masing-masing Nelma Pricilia Yapiluway (13) asal Desa Karlutukara Kecamatan Seram Utara Barat dan Jasper Istia (3) warga Kecamatan TNS.
Leukemia semenarnya kanker jaringan pembentuk darah, termasuk tulang sumsum. Ada banyak jenisnya, seperti leukemia limfoblastik akut, leukemia mieloid akut, dan leukemia limfositik kronis.
Penyakit ini cepat berkembang dapat menyebabkan gejala yang termasuk kelelahan, penurunan berat badan, sering infeksi, dan mudah berdarah atau memar.
Menurut pengakuan salah satu perawat kepada Siwalima, Kamis (16/3) kalau Abdul, Pricilia dan Jasper bukan jadi pasien pertama yang ditangani di tahun 2023.
Baca Juga: DPRD Temukan Limbah B3 Tertumpuk di Puskesmas“Diawal tahun 2023 ada dua pasien yang ditangani. Natunun tak sempat tertolong dan menginggal dunia. Satu lagi warga Waipo, Kecamatan Amahai selamat karena dirujuk ke Manado,” katanya.
Sedangkan diakhir tahun 2022 lalu, rumah sakit ini, lanjutnya sempat menangani kasus yang sama yang menyerang anak-anak.
“Karena keluarga anak yang bersangkutan dapat mengikuti anjuran dokter dan mengikuti pengobatan di luar kota. Kondisinya kini sudah mulai membaik. Baru setelah itu kasus Kayum dan kini kami terima lagi dua pasien anak-anak dengan status positif Leukemia,” jelasnya.
Dua pasien baru ini menurutnya sudah mendapat perawatan intensif di ruang Melati RSUD Masohi.
“Kalau kita total sejak tahun 2022 sampai sekarang sudah ada enam pasien kanker darah yang ditangani disini. Semuanya anak-anak,” ucapnya.
Ibu angkat dari pasien Pricilia mengaku kalau anaknya itu sakit ketika berada di Manokwari.
“Jadi Pricilia baru kembali ke Masohi pada bulan Februari karena tidak sehat ke keluarga dan kemudian di larikan ke RSUD Masohi,” terang ibunya.
Dirinya menjelaskan awalnya Pricilia mengalami panas tinggi dan tak kunjung sembuh. Keluarga kemudian membawanya ke rumah sakit.
“Setelah mendapat pemeriksaan dokter memvonis menderita Leukemia. Tentu kami sangat terpukul. Kami tidak punya kemampuan untuk mengobati anak kami ini ke luar daerah,” terangnya.
Senada dengan itu, keluarga pasien Jasper juga mengaku terpukul setelah divonis dokter mengidap penyakit Leukemia.
“Sungguh kami bingung ketika mendengar anak kami Jesper (3) mengidap penyakit kanker. kami tidak tahu dapat uang dari mana untuk mengobati anak kami ke Jakarta atau makassar,” ujar Anes keluarganya. (S-17)
Tinggalkan Balasan