Kader PDIP: Gubernur Harus Klarifikasi
AMBON, Siwalimanews – Kader senior PDIP Maluku, Evert Kermite mengatakan, sikap diam yang dilakukan pemerintah Provinsi Maluku terkait pembelian mobil bekas bagi mobil dinas Gubernur Maluku, dinilai tidak pantas.
Mantan anggota DPRD Maluku ini mengatakan, lazimnya praktek pengadaan barang dan jasa pemerintah harus dilakukan pada mobil baru yang berasal dari dealer bukan sebaliknya mobil bekas.
Gubernur Maluku bersama Sekretaris Daerah Maluku, kata Evert, harus dapat memberikan klarifikasi terkait dengan kepemilikan mobil bekas yang dibeli oleh pemerintah provinsi agar tidak menimbulkan kecurigaan masyarakat dan bukan kepala perwakilan penghubung Provinsi Maluku.
“Gubernur dan sekda harus tampil berikan penjelasan, ini barang bekas siapa yang dibeli jangan diam seperti ini,” tegasnya.
Politisi senior ini menegaskan, jika gubernur dan sekda selaku ketua tim anggaran tidak memberikan klarifikasi, maka dapat berpotensi sebagai bentuk tindakan gratifikasi yang diterima oleh Pemerintah Provinsi Maluku.
Baca Juga: Galunggung dan Waihaong Jadi Lokasi Pasar MurahEvert juga menyayangkan sikap pemerintah yang tidak melakukan tender melainkan penunjukan langsung padahal nilai dari proyek pengadaan itu cukup besar yakni 7,8 Miliar.
“Harus tender apapun alasannya harus tender kalau 200 juta tunjuk langsung saja tapi ini sudah miliar, Pemerintah daerah jang seperti ini,” cetusnya.
Kermite juga meminta kepada semua pihak yang berada dalam lingkaran Gubernur untuk memberikan pertimbangan yang baik kepada gubernur dalam mengambil kebijakan apapun.
Gubernur Maluku, Murad Ismail yang dikonfirmasi Siwalima beberapa kali melalui telepon selulernya, mengalihkan panggilan telepon. Sedangkan Sekda Kasrul Selang dihubungi melalui telepon dan pesan melalui WhatsApp, tidak merespon.
Apa Urgensinya
Ketua Pusat Kajian Strategis dan Pengembangan Sumber Daya Maluku (Pukat Seram) Fahry Asyathtri, kepada Siwalima di Masohi, Selasa (27/4) mempertanyakan urgensi pembelian mobil dinas miliaran rupiah oleh Pemprov Maluku.
“Soal ada dugaan pembelian mobil dinas gubernur tanpa melalui mekanisme tender, bagi kami itu nanti soal pembuktian. Namun yang perlu dipertanyakan adalah apa urgensinya sehingga Pemrov Maluku membeli mobil dinas dengan nilai milyaran rupiah itu,” ujar Asyathtri.
Menurutnya, saat ini pemerintah mestinya disibukan dengan penataan kehidupan masyarakat terutama upaya menggairahkan roda perekonomian di tengah pandemi Covid-19, bukan melakukan pengadaan barang dengan harga fantastis, yang sama sekali tidak memiliki korelasi dengan upaya pemerintah menangani pandemi.
“Sulit bagi kami untuk mencari korelasi dari hasil penghamburan uang negara bernilai fan-tastis guna pengadaan barang yang tidak memiliki urgensi, de-ngan upaya menangani berbagai masalah akibat pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Provinsi Maluku,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Asyathtri, semua orang sengsara akibat dampak pandemi Covid-19 yang merusak berbagai sendi kehidupan masyarakat. “Jadi alangkah baiknya jika anggaran miliyaran rupiah untuk memfasilitasi keme-wahan jabatan itu disalurkan untuk menangani masalah lain yang lebih bermanfaat dan urgen,” tambah dia.
Dia berharap polemik seputar pengadaan mobil mewah bagi gubernur dan wakil gubernur, bisa menjadi bahan evaluasi atau introspeksi bagi pemimpin daerah.
“Hasilnya apa dan bagaimana dampaknya bagi rakyat Maluku saat ini. Kalau soal kehormatan seorang gubernur, pertanyaannya adalah, apakah dengan mengunakan kendaraan dinas sekelas Innova atau Avanza akan mengurangi citra dan kehormatan gubernur,” tanya dia.
Menurut Asyathtri, saat ini masyarakat termasuk di Maluku menderita, banyak orang kehilangan pendapatan, kehilangan pekerjaan, bahkan untuk makanpun sangat sulit.
“Kami berpendapat sebaiknya anggaran miliyaran rupiah yang digunakan untuk memfasilitasi kemewahan jabatan itu, disalurkan guna menangani masalah lain yang lebih bermanfaat bagi masyarakat,” tambah dia. (S-36)
Tinggalkan Balasan