Kabupaten Seram Bagian Timur masih kekurangan fasilitas program Tol Laut kurang lebih memasuki dua tahun lebih sudah beroperasi di daerah ini.

Pelaksana Tugas Kepala Dinas Dinas Koperasi, Perindustrian dan Perdagangan, Kabupaten SBT Adam Rumbalifar mengatakan, untuk program tol laut sampai saat ini hadir Kabupaten yang bertajuk Ita Wotu Nusa sudah memasuki tahun ketiga.

Menurut Rumbalifar, alhamdulillah dalam operasionalnya tidak mengalami kendala yang cukup, tetapi ini memang ada kekurangan fasilitas yang harus kemudian disiapkan Pemerintah daerah kedepannya.

“Melalui dinas kita harus melakukan kerjasama dengan pihak swasta untuk menyediakan fasilitas Crane dan Mobil Hayap dua ini yang kita tidak punya,” ungkap Rumbalifar kepada wartawan di ruang kerjanya. Selasa, (16/7).

Dikatakan, akibat kurangnya fasilitas Program Tol Laut itu sehingga kami sudah berkoordinasi dengan Kementerian Perdagangan hanya memang butuh proses yang panjang bisa mendatangkan mobil forklift dengan kekuatan berat angkut sekitar 20 ton.

Baca Juga: Atapary: Pemprov Salah Urus Penanganan Stunting di Maluku

“Tetap ini kedepannya harus ada intervensi dari pemerintah daerah terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana untuk pengadaan tol laut. Alhamdulillah dengan hadirnya tol laut di SBT, sampai hari ini Pemerintah daerah SBT dan seluruh wilayah di daerah ini kita sudah tidak lagi mengalami kelangkaan kebutuhan yang  cukup meresahkan masyarakat,” ujarnya.

Dikatakan, karena hadirnya tol laut ini sudah membantu untuk penyediaan stok, hanya saja memang sampai hari ini harga itu belum bisa dikendalikan akibat dari keterbatasan kontainer yang disiapkan oleh tol laut.

“Makanya ini kami lagi dalam berupaya mudah- mudahan di tender Tol Laut berikutnya lewat Dirjen lalu lintas laut, kami sudah berkomunikasi  dengan Kementerian Perhubungan. Untuk SBT paling terjeleknya adalah satu trayek dengan Seram Bagian Barat jadi kita satu kapal,” terangnya.

Ia mengungkapkan, kalau kita satu kapal dengan Seram Bagian Timur berarti kebutuhan kontainer semakin bertambah.

“Hari ini SBT, hanya dari Jatah yang disiapkan hanya cuma per pelabuhan itu kita dapat lima kontainer merah putih. Tetapi lewat komunikasi- komunikasi intensif Di Kementerian perdagangan, kemudian Ditjen Perhubungan laut akhirnya kita di SBT kembali di jatahi sekitar 15 kontainer Tol Laut untuk kontainer merah putih,” ungkapnya.

Ia mengaku, ini dalam upaya terus ke depan untuk kebutuhan kontainer ini kita bisa tambahkan, dan memang sampai hari ini kita belum bisa memenuhi kebutuhan permintaan kontainer dari seluruh distributor yang ada di dalam Kota Bula.

“Jadi terlepas dari  tujuan Tol Laut untuk kita bisa datangkan barang dari Surabaya langsung. Dan berikutnya juga adalah bisa hasil komoditi unggulan yang ada di SBT bisa sampai ke pasar di Surabaya. Jadi kami memang sudah menghimbau ke beberapa teman teman pengusaha lokal untuk bisa melakukan pembelian dari hasil-hasil bumi sehingga ini bisa kita bawah pasar Surabaya,” pungkasnya.

Lebih lanjut tambah dia, alhamdulillah dari hasil evaluasi untuk wilayah Maluku punya muatan balik dan sampai hari ini masih terjaga. Dan khusus ini untuk muatan komoditi- komoditi unggulan seperti kopra, cengkeh, dan kayu.  Ini yang sampai hari ini masih mendominasi muatan Tol Laut. (S-27)