AMBON, Siwalimanews – Jelang pendaftaran sebagai Bakal Calon Walikota Ambon, Ferly Tahapary temui Ely Toisuta, salah satu kader partai Golkar Kota Ambon.

Pertemuan keduanya berlangsung di Ruang Kerja Ketua DPRD Kota Ambon, di Belakang Soya, Senin (22/4).

Diketahui, Ketua DPRD Kota Ambon periode 2019-2024 ini, sejak lama masuk dalam deretan Balon Wakil Walikota Ambon.

Dia termasuk salah satu figur potensial yang punya popularitas di kota ini, sehingga juga diperhitungkan untuk disandingkan dengan Balon kandidat Walikota yang akan bertarung dalam Pilkada Kota Ambon, 27 November 2024 mendatang.

Namun kabarnya, Toisuta memilih tidak mendaftar dalam proses penjaringan ini, karena menunggu untuk “dipinang”.

Baca Juga: DPRD Pastikan Awasi Ketat Pekerjaan Mess Maluku

Terkait pertemuan itu, Tahapary yang dikonfirmasi Siwalima via telepon selulernya, Kamis (25/4) mengaku, hanya sebatas silaturhami.

“Saya ke ketua DPRD itu hanya silaturahmi biasa,”katanya.

Ditanya apakah itu bagian dari komunikasi politik terkait rencana berpasangan dalam Pilkada Kota Ambon yang akan berlangsung November mendatang, Tahapary menanggapi, bahwa untuk hal itu, dirinya tetap akan berproses. Apapun yang dikehendaki Tuhan, akan dijalani.

“Kalau itu dikehendaki oleh Allah Yang Maha Kuasa, apa mau dikata. Intinya itu silaturahmi, ya namanya silatirahmi, pastinya semuanya baik. Karena kita bicara bagaimana Kota Ambon kedepan,”tuturnya.

Menurutnya, bahwa sebagai wakil rakyat, Toisuta punya banyak pengalaman dan informasi untuk bagaimana membangun kota ini. Dengan itu, diperlukan pendapat dan masukan, untuk bagaimana nanti bersama-sama membangun kota ini.

“Bangun kota ini kan kita tidak bisa bekerja sendiri. Kita butuh dukungan dan keterlibatan semua unsur, baik tokoh agama, pemuda, politik, tokoh perempuan, masyarakat, semuanya kita harus bersilaturhmi. Termasuk dengan ibu Ketua DPRD, juga kita bersilaturhmi. Untuk yang lainnya, itu kita lihat kedepan nanti,”ujarnya.

Prinsipnya, hal-hal mengenai kontestasi politik 2024 ini, dirinya tetap berproses, termasuk membangun komunikasi politik dengan figur-figur tertentu, sampai kepada siapa Tuhan akan menghendaki itu.

“Namanya juga proses, kita jalani, kehendak Tuhan kita tidak pernah tahu. Karena dalam proses ini, beberapa figur wakil juga sementara membangun komunikasi. Kita sama-sama melihat, bahwa sebagai pendamping tentunya kita harus satu hati, melayani dengan hati dan memberi dengan kasih bagi masyarakat di kota ini. Itu yang penting. Karena bagaimana nanti kita mau melayani sementara wakilnya tidak sejalan misalnya, itu tidak bisa,”ujarnya.

Dia menambahkan, bahwa Ambon adalah peradaban kota Injil, sehingga pemimpin yang punya visi dan misi yang jelas untuk terus membangun Ambon sebagai kota musik, kota pariwisata dan lainnya, maka Ambon kedepan akan semakin maju dengan PAD yang mampuh mensejahterakan masyarakat, dan mendukung pembangunan di kota ini.(S-25)