AMBON, Siwalimanews – Tim penyidik dari Pusat Labora­torium Forensik (Puslabfor) Polri, Minggu (11/12), melakukan olah tem­pat kejadian perkara kebakaran hebat di Mardika, Kota Ambon.

Olah TKP yang dilakukan tiga personel Puslabfor Polri ini langsung didampingi Direktur Reskrimum Polda Maluku dan Kapolresta Pulau Ambon dan Pulau-pulau Lease.

“Hari ini tiga personel Pus­labfor Polri melakukan olah TKP di lokasi kebakaran di Mardika. Mereka didampingi oleh Dirres­krimum Polda Maluku dan Ka­pol­resta Ambon,” ungkap Ka­bid Humas Polda Maluku, Kombes Roem Ohoirat kepada wartawan di Ambon, Minggu (11/12).

Ohoirat mengatakan, olah TKP yang dilakukan tim Puslab­for Polri dibantu personel Dit­reskrimum Polda Maluku dan Polresta Ambon ini untuk menge­tahui penyebab kebakaran yang menghanguskan ratusan rumah warga di Mardika pada Jumat (9/12) dini hari.

Kebakaran tersebut menyebab­kan, tiga orang warga menjadi korban. Dua diantaranya meninggal dunia. Mereka masing masing La Masiru dan warga gang Victoria Never. Serta satu terluka.

Baca Juga: Jalan Wailawa Rusak, Warga Ngadu ke DPRD

Kebakaran itu juga mengha­nguskan kurang lebih ratusan rumah warga, kos-kosan, kios dan lapak para pedagang.

“Nanti hasil olah TKP seperti apa terkait penyebab kebakaran terse­but, akan kami sampaikan lebih lanjut,” kata Juru Bicara Polda Ma­luku ini.

Ratusan Terbakar

Kebakaran hebat terjadi di kawa­san Mardika tepatnya di kompleks Lorong Tahu Kelurahan Rijali, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon pada Jumat (9/12) dini hari.

Dari kebakaran hebat tersebut, dua orang dikabarkan tewas, satu luka  sementara lebih dari 100 unit rumah ikut terbakar.

Berdasarkan keterangan Ketua RT 003 RW 002 Kel. Rijali Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Frans Pati­rajawane bahwa kebakaran terjadi dari rumah yang berada di RT 04 RW.02, karena tiupan angin yang kencang sehingga api menjalar ke perumahan  RT 04 RW 01.

“Awalnya kebakaran dari RT 04 kemudian menjalar ke rumah-rumah warga yang berdekatan,”ung­kap­nya.

Dalam insiden tersebut, dua orang dikabarkan maninggal. Mereka masing masing warga gang victoria Never dan 1 orang lain yang belum teridentifikasi.

Selain korban meninggal, ratusan rumah dan kendaraan bermotor ikut terbakar.

Kapolresta Ambon Kombes Raja Arthur Simamora Lumongga yang meninjau TKP mengatakan, belum diketahui secara pasti penyebab kebakaran. Dalam hal ini Polresta sementara melakukan penyelidikan.

“Kita sementara lakukan penye­lidikan, untuk penyebab kebakar­annya,” ujarnya.

Terserang ISPA

Sejumlah warga korban kebakaran Lorong Tahu Kelurahan Rujali Kecamatan Sirimau mulai terserang gejala infeksi saluran pernapasan akut atau ISPA.

Hal ini diakui langsung petugas kesehatan Puskesmas Belakang Soya, Ike Akhiari kepada wartawan di lokasi pengungsian, Minggu (11/12) dimana sejak kebakaran melanda daerah setempat terdapat puluhan warga yang melakukan pemeriksaan.

Sampai dengan hari ini terdapat 70 lebih warga korban kebakaran yang datang melakukan pemeriksaan dengan keluhan panas, flu, batuk, darah tinggi dan juga infeksi saluran kencing tetapi telah ditangani dengan baik oleh petugas.

“Jadi sudah 70 warga mulai dari anak-anak, orang dewasa hingga lansia, semua mengeluhkan rata-rata gejala ISPA, tapi terkendali dan semuanya belum berat masih gejala ringan,” ujar Ike.

Dikatakan, secara umum penyebab utama dari keluhan masyarakat tersebut diantaranya, kondisi tempat tinggal yang tidak layak, debu dan juga tidak tersedianya fasilitas seperti kamar mandi yang representatif bagi warga.

Dijelaskan, pihaknya terus berupaya memberikan pelayanan kepada masyarakat yang ada dilokasi pengungsian, dengan menyediakan obat-obatan yang dibutuhkan warga agar ketika terjadi masalah kesehatan dapat ditangani sehingga tidak menjadi masalah yang cukup besar.

Selain itu, untuk memastikan seluruh pengungsi kebakaran terlayani dengan baik dari sisi kesehatan, maka petugas kesehatan yang ditempatkan di posko peng­ungsian bekerja 07.00 hingga Pukul 01.00 tetapi jika ada warga yang sakit maka segera diatasi.

313 KK Terdampak Kebakaran

Sementara itu, Lurah Rijali, Marlina Haupea mengatakan, untuk data sementara hingga Jumat (9/12) sore korban terdampak kebakaran yang terjadi pada empat RT di kawasan Lorong Tahu Mardika tercatat sebanyak 313 Kepala Ke­luarga (KK) dengan 841 jiwa.

Dia menyebutkan, 313 KK tersebut yakni yang berdomisili pada RT 04, RW 02 sebanyak 137 KK dengan 450 jiwa. RT 01, RW 02 terdapat 19 KK dengan 45 jiwa (kos-kosan), RT 02, RW 02 terdapat 87 KK dan 136 jiwa, sedangkan  RT 04/RW 01 terdapat 70 KK atau 210 jiwa.

“Kalau RT 01/RW 02 itu ada satu kos dan satu rumah tinggal, di mana satu rumah tinggal itu ada dua orang, dan kos-kosan ada 19 kamar,” ujar Haupea kepada Siwalima di Kantor Kelurahan Rijali.

Sementara satu korban meninggal dan satu korban luka bakar lanjut­nya, berasal dari RT 04 RW 02, dan satu korban meninggal lainnya dari RT 01 RW 02.

“Yang korban luka bakar semen­tara sudah dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Ambon,” katanya.

Dia juga mengaku, saat ini lokasi pengungsian pertama berada di samping Kantor Lurah, dan peng­ungsian kedua berada di Mutiara Blok.

“Sementara ada bantuan dari warga berupa nasi, pempres dan susu, serta makan siang sudah didistribusikan, stok malam sudah ada di dari dinas sosial,”sebutnya.

Dia juga mengatakan, pihaknya telah berkoordinasi dengan Penjabat Walikota Ambon dan diminta agar penerimaan bantuan melalui satu pintu yaitu di Kantor Lurah.

“Jadi bantuan semua hanya di Kantor Lurah saja. Tenda pengung­sian sudah disediakan. Arahan pak wali juga untuk sementara jangan ada yang keluar masuk,” ujar Mar­lina.

Diketahui, untuk tenda, satu tenda disediakan untuk dapur umum, dan 7 tenda untuk tempat penampungan warga. Dan semen­tara dicarikan lokasi terdekat untuk pemasangan tenda lainnya.

Tinjau Lokasi

Penjabat Walikota Ambon, Bodewin M Wattimena didampingi Sekretaris Kota Ambon, Agus Ririmasse bersama sejumlah OPD, dan juga Kapolresta Pulau Ambon dan P.P Lease, Kombes Pol. Raja Arthur Lumongg, Jumat (9/12) meninjau langsung lokasi kebakaran di Kawasan Lorong Tahu, Kelurahan Rijali, Kecamatan Sirimau.

Dalam kesempatan itu, Wattimena menyampaikan turut berduka cita atas meninggalnya dua korban dalam peristiwa itu, dan mengaku prihatin dengan kejadian yang terjadi sekitar pukul 04.00 WIT subuh itu.

“Sampai saat ini, Pemerintah Kota sementara pendataan untuk rumah dan juga tempat-tempat usaha yang terbakar. Sementara untuk tanggap darurat terhadap korban yang terdampak peristiwa kebakaran sedang dilakukan,” ujarnya.

Wattimena mengatakan, bersyu­kur karena sampai sejauh ini, api sudah berhasil padam dan warga terdampak mulai tertangani.

“Kita tentu berharap dengan penanganan cepat seluruh masya­rakat setempat dapat terangani secara baik. Untuk tempat tinggal­nya, kesehatan, makanan, dan sebagainya telah diutamakan ke­pada warga terdampak. Seluruh OPD terkait termasuk stakeholder juga turut bersama-sama dakam pena­nganan, termasuk dalam proses evakuasi warga,” katanya.

Bertindak Cepat

Ketua DPRD Kota Ambon, Ely Toisuta didampingi beberapa anggota diantaranya Yusuf Wally dari fraksi PKS dan Taha Abubakar, meninjau lokasi kebakaran.

Bersamaan dengan itu, Toisuta juga memberikan bantuan berupa makanan siap saji bagi warga terdampak kebakaran.

Toisuta yang didampingi Lurah Rijali, juga menemui dan menyapa warga terdampak kebakaran, yang diketahui sebagian besarnya keluar dari rumah dan kos-kosan mereka, tanpa membawa apapun.

Merasa prihatin, Toisuta meminta agar Pemerintah Kota Ambon cepat melakukan penanganan terhadap warga terdampak kebakaran terse­but.

“Kami harap Pemerintah bertindak cepat, lakukan tanggap darurat de­ngan memberikan bantuan terhadap masyarakat yang terkena musibah ini. Kami juga harap OPD-OPD terkait bisa turun langsung dan melihat situasi dan kondisi masya­rakat. Jadi selain mendata, tetapi juga dapat memberikan bantuan mendesak yang dibutuhkan, seperti tenda penampungan warga, dapur umum, penerangan dan air bersih MCK,” pintanya.

Dia menambahkan, bahwa empat hal dasar itu yang sangat penting yang dibutuhkan oleh warga terdampak kebakaran saat ini. Dengan itu, Pemerintah Kota melalui OPD OPD terkait, diharapkan melihat hal itu.

Sementara untuk warga yang kehilangan rumah, Toisuta menga­takan, hal itu tentu akan menjadi perhatian Pemerintah Kota, dan lewat DPRD juga akan melakukan pengawasannya.

DPRD juga akan bersama-sama melakukan pendataan terkait berapa banyak rumah dan jiwa yang terdampak dari peristiwa ini. Yang tentu dengan persyaratan yang harus dimiliki oleh warga, untuk nanti menerima bantuan pemerintah

Salurkan Beras

Kapolda Maluku, Irjen Lotharia Latif menyalurkan  2 ton beras bagi warga terdampak kebakaran di kawasan Lorong Tahu, Mardika.

Hal itu disampaikan Kapolda kepada Siwalima, saat meninjau langsung lokasi kebakaran, Jumat (9/12).

Kapolda yang didampingi Kabid Humas Polda Maluku dan beberapa pejabat utama serta Kapolresta Pulau Ambon dan PP Lease juga menyampaikan keprihatinannya terhadap peristiwa yang terjadi.

“Saya selaku Kapolda turut prihatin atas musibah yang terjadi, dan saya berharap saudara kita bersabar, karena pemerintah lang­sung turun tangan dilapangan, itu artinya negara hadir dan tadi pa Walikota juga sudah mengambil langkah tanggap darurat bencana, dan saya selaku Kapolda juga memberikan bantuan beras 2 ton bagi warga,”ujar Kapolda.

Selain itu, sambung Kapolda, pihaknya akan memberikan bantuan pengamanan dilokasi, dan akan bersama-sama dengan pihak Kelu­rahan untuk  segera menata ling­kungan, meskipun dengan keter­batasan yang ada agar nanti ma­syarakat yang rumahnya terbakar, mulai diantisipasi bagaimana tempat untuk istirahat dan sebagainya.

“Tadi saya mengarahkan Lurah untuk lakukan itu.  Tadi saya lihat pemerintah juga turun tangan, dan DPRD juga sudah memberikan atensi, dan itu baik.

Saya berharap tetap masyarakat bersama menjaga keamanan situasi saat ini, mudah-mudahan bisa segera ditindaklanjuti,” ujarnya.

Kapolda menegaskan, agar warga luar yang berkunjung ke lokasi kebakaran, agar tidak melakukan selfie atau foto-foto hanya untuk bergaya dan sebagainya, mengingat ini adalah peristiwa memilukan yang dialami warga.

Sementara dari aspek penyelidi­kan, sambung Kapolda, pihaknya tetap menjalankan secara prosedur. Tetap melakukan penyelidikan dan dan akan melibatkan Puslabfor dari Makasar yang sudah dikomunikasi.

“Kita berharap, status yang kita tetapkan ini jangan masyarakat keluar masuk dan masih panas masih rawan, sehingga menghindari sesuatu yang tidak kita inginkan, kemudian kita ingin nantinya kita bersihkan semua, apakah masih ada korban yang ada disana atau tidak. Saya berharap masyarakat yang datang kalau dari luar yang datang jangan ini dijadikan tontonan foto dan Selfie, ini kan kita sedang pri­hatin semua. Jangan Selfi Selfi posting di medsos,” pinta Kapolda.

Serahkan Bantuan

Sementara itu, anggota DPRD Provinsi Maluku, Elviana Pattiasina langsung menyalurkan bantuan bahan makan kepada korban ditenda pengisian, Sabtu (10/12).

Pattiasina yang ditemui disela-sela penyerahan bantuan sosial mengatakan, Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudho­yono sangat menaruh perhatian serius terhadap persoalan-perso­alan bencana, dan sebagai kader diminta untuk ikut juga tanggap dalam membantu warga korban kebakaran.

“Kemarin dulu baru kejadian dan dalam tanggung jawab langsung turun menyentuh masyarakat korban kebakaran dengan membawa 50 kardus mie instan, 50 kardus Aqua dan beras 25 karung,” ujar Pattiasina.

Diakuinya, warga meminta ban­tuan agar diberikan peralatan bagi anak kecil berupa pempers tetapi sampai dengan saat ini belum data resmi terkait dengan jumlah anak termasuk jumlah perempuan dan orang tua lansia.

Menurutnya, Pemkot harus terus berkoordinasi dengan tiap-tiap posko agar bantuan didistribusikan dengan baik sesuai dengan kebu­tuhan, jangan sampai ada ma­syarakat tidak kebagian akibat­nya akan menimbulkan suasana yang tidak baik.

Selain itu, Pemerintah Kota Ambon dan Provinsi Maluku harus membantu pengembalian korban ke lokasi apakah tempat tinggal apakah dilokasi yang sama atau direlokasi, karena pasti masyarakat akan tinggal di posko pengungsian untuk jangka waktu berbulan-bulan.

“Mengingat sangat padat dan sudah tidak layak lagi, dalam satu ruang kecil ditempati oleh begitu banyak masyarakat sehingga harus menjadi alasan supaya Pemkot dapat kembali menata kota,” ujarnya.(S-20/S-10/S-25)