AMBON, Siwalimanews – Empat tahun rehabilitasi gedung mess Maluku tak kunjung tuntas, untuk itu, Inspektorat didesak melakukan audit terhadap proyek tersebut. Pasalnya, sejak tahun 2020 hingga saat ini, salah satu aset milik Pemprov Maluku yang beralamat di jalan Kebun Kacang Nomor: 20 Jakarta Pusat tak kunjung difungsikan.

Sedangkan dari sisi penganggaran, Pemprov Maluku melalui Dinas PUPR telah menggelontorkan puluhan miliar rupiah untuk merehabilitasi gedung 8 lantai tersebut.

Wakil Ketua Komisi I DPRD Maluku Jantje Wenno mendorong agar inspektorat berperan dalam mengusut pekerjaan proyek Mess Maluku tersebut.

“Proyek rehabilitasi Mess Maluku merupakan satu-satunya gedung yang pekerjaan renovasinya paling terlama diseluruh dunia,” ungkap Wenno kepada wartawan di Baileo Rakyat Karang Panjang, Selasa (8/8).

Bahkan kata Wenno, untuk pekerjaan gedung 8 lantai tersebut, kontraktornya selalu berganti-ganti, padahal pekerjaan tersebut tidak terlalu banyak dengan menghabiskan anggaran Rp20.7 miliar.

Baca Juga: Kejari Aru Luncurkan Aplikasi Jamal

“Menurut catatan Komisi III, anggaran yang sudah dihabiskan itu sebesar Rp20.7 miliar dan kami mendapatkan informasi bahwa, ternyata pekerjaan itu bongkar, kerja baru, bongkar baru, maka disinilah peran dari Inspektorat,” tegas Wenno.

Menurutnya, sebagai aparat pengawas internal, semestinya Inspektorat turun langsung di lapangan mengecek masalah pekerjaan rehabilitasi Mess Maluku, sebab Mess Maluku sangat membantu, bukan saja dari aspek peningkatan PAD, tetapi secara khusus sangat bermanfaat bagi masyarakat Maluku yang berkunjung ke Jakarta.

Memang dari kunjungan pengawasan ke Mess Maluku, seharusnya tahun 2022 pekerjaan sudah tuntas, tetapi masih tertunda lagi dan kita belum tahu sampai tahun berapa gedung ini bisa digunakan, jadi ini harus menjadi perhatian inspektorat,” tandas Wenno.(S-20)