TERCATAT dalam waktu tujuh bulan, ratusan warga Ambon terdeteksi Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).

Sejak Januari hingga Juli 2023 sebanyak 174 kasus HIV dan 6 kasus AIDS terdeteksi di Kota Ambon.

Kadinkes Kota Ambon menyebutkan, data itu diperoleh setelah pihaknya melakukan screening pengambilan darah untuk diperiksa, ke sejumlah orang diberbagai lokasi seperti tempat karaoke, penginapan dan populasi lainnya yang berpotensi terpapar HIV dan AIDS.

Screening biasanya dilakukan di lapangan setiap malam, mulai pukul 22.00 WIT malam sampai dengan pukul 01.00-02.00 dini hari ke beberapa lokasi yang dianggap sebagai tempat-tempat populasi, karena kemungkinan bisa terjadinya perkumpulan orang yang memang sudah diketahui, makanya diambil darah disitu dan diperiksa langsung.

Selain dengan cara itu, deteksi pada ibu hamil yang melakukan pemeriksaan kehamilan/kandungan di puskesmas juga dilakukan pemeriksaan.

Baca Juga: 12 Tahun Menanti Katayane

Meski demikian, pihak Dinas Kesehatan tidak menjelaskan secara rinci terkait jumlah penderita didominasi oleh perempuan atau laki-laki, dan penyebarannya di desa/negeri dan kelurahan mana saja di Kota Ambon.

HIV menyebabkan AIDS dan mengganggu kemampuan tubuh melawan infeksi. Virus ini dapat ditularkan melalui kontak dengan darah yang terinfeksi, air mani, atau cairan vagina.

Cara penyebarannya pun bisa melalui produk darah (jarum yang tidak steril atau darah yang tidak disaring). Selain itu, melalui hubungan seks vaginal, anal, atau oral tanpa alat pengaman. Dan dari ibu ke bayi dalam proses mengandung, persalinan, atau menyusui.

Diketahui sebelumnya, kasus HIV dan AIDS di Kota Ambon dalam dua tahun terakhir, terus meningkat.

Kasus ini terdeteksi di 22 lokasi berbeda diantaranya, Air Salobar, Waihaong, Belakang Soya, Puskesmas Christina Martha Tiahahu, Nania, Hative Kecil, Karang Panjang, Arbes, RS Bhayangkara, RS Haulussy, RS Al-Fatah, RS Siloam, Balai Kesehatan Paru Masyarakat, Klinik Cindela, RS Leimena. Sedangkan untuk kawasan Rijali, Kilang, Lateri, Passo, Poka, Benteng, dan Halong masing-masing ditemukan 1 kasus.

Dalam menanggulangi penyakit HIV dalam kehidupan sehari-hari, perlu pengetahuan tentang HIV secara komperhensif dan cara menanggulanginya. Berikut 10 hal yang harus diketahui oleh keluarga dan masyarakat tentang HIV: Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyebabkan AIDS (Acquired Immune Deficiency Syndrome), dapat dicegah dan diobati tetapi belum dapat disembuhkan; Seseorang yang ingin mengetahui bagaimana mencegah infeksi HIV atau apakah dirinya terkena HIV harus menghubungi petugas kesehatan atau fasilitas pelayanan kesehatan guna mendapat informasi tentang pencegahan HIV dan/atau nasihat tentang di mana dapat melakukan tes HIV, konseling, perawatan, dan dukungan; Semua ibu hamil harus mendapat informasi yang benar tentang HIV; Semua ibu hamil, pasangannya, atau anggota keluarga yang terinfeksi HIV, terpapar HIV, serta tinggal di lingkungan dengan penyebaran HIV yang meluas, harus menjalani tes HIV dan konseling tentang bagaimana melindungi dan merawat dirinya sendiri, anak-anak, pasangan, serta anggota keluarga mereka; Semua anak yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV positif atau orang tua dengan gejala dan tanda serta kondisi yang terkait dengan penularan infeksi HIV harus menjalani tes HIV.

Jika ternyata HIV positif, mereka harus dirujuk untuk mendapat perawatan, pengobatan, serta dukungan; Orang tua atau pengasuh harus membicarakan kepada anak-anak mereka tentang pergaulan yang berisiko terhadap penularan HIV. Remaja puteri dan perempuan muda sangat rentan terhadap penularan HIV. Anak perempuan dan anak laki-laki perlu mengetahui bagaimana menghindari, menolak, atau mempertahankan diri dari penyimpangan seksual, kekerasan, dan tekanan kelompok sebaya; Orang tua, guru, pimpinan kelompok sebaya, dan tokoh panutan lain harus menyediakan lingkungan yang aman bagi remaja serta aktivitas yang dapat membantu mereka membuat pilihan yang sehat dan mempraktikkan perilaku sehat; Anak-anak dan remaja harus berperan aktif dalam membuat keputusan dan melaksanakan upaya pencegahan HIV, memberikan perhatian, dan dukungan yang berdampak terhadap mereka, keluarga, dan Masyarakat; Keluarga yang terkena dampak HIV memerlukan dukungan dana dan layanan kesejahteraan sosial guna membantu mereka merawat anggota keluarga dan anak-anak yang sakit; Tidak boleh satu pun anak dengan HIV atau ODHA atau orang yang terkena dampak HIV dicap buruk dan didiskriminasi; serta ODHA harus tahu hak dan kewajibannya. (*)