Harapan Hidup Lansia Perempuan Lebih Tinggi dari Pria
AMBON, Siwalimanews – Penjabat Walikota Ambon, Bodewin Wattimena mengaku, harapan hidup perempuan lanjut usia lebih tinggi dibandingkan dengan harapan hidup lansia pria. Bahkan di Kota Ambon, harapan hidup lansia pria hanya 72 tahun, sementara perempuan itu bisa mencapai 74 tahun.
Tingginya angka lansia, dikarenakan gencarnya pembangunan kesehatan dan sosial ekonomi yang dilakukan oleh pemerintah, sehingga usia harapan hidup penduduk Indonesia termasuk di Kota Ambon mengalami peningkatan.
“Berdasarkan data BPS tahun 2022, jumlah lansia mencapai 26,82 ribu jiwa atau 9,92 persen dari populasi penduduk Indonesia. Dengan angka ini, maka Indonesia mendekati angka yang menuju era penduduk menua, karena jumlah lansia hampir menembus angka 10 persen,” tandas walikota dalam sambutannya saat meresmikan sekolah lansia di Negeri Hutumuri, Kecamatan Leitimur Selatan, Jumat (16/6).
Walikota juga mengharapkan, BKKBN Kota Ambon bersama Provinsi Maluku, kiranya tetap memberikan pendampingan bagi para lansia, agar mereka tetap eksis dalam kerja-kerja nyata, meski dari segi fisik mereka, kualitas hidupnya semakin menurun.
“Saya bersyukur, karena BKKBN RI menunjuk Kota Ambon sebagai tempat dibangunnya sekolah lansia pertama di Provinsi Maluku. Untuk itu, dalam merealisasikan program peningakatan kualitas lansia, akan dilakukan dengan pendekatan-pendekatan yang bersifat intergratif agar dapat menjangkau semua lapisan masyarakat,” ucap walikota.
Baca Juga: DWP Kota Ambon Gelar Aksi Donor DarahDitempat yang sama Ketua Tim Penggerak PKK Maluku Widya Pratiwi Murad menambahkan, jumlah penduduk berusia lanjut di Provinsi Maluku berdasarkan data BPS tahun 2022 mencapai angka 162.050 jiwa atau 8,7 persen dari total penduduk Maluku 1.862.626 jiwa.
Fenomena penuaan penduduk (aging population) dan meningkatnya jumlah penduduk lansia ini, sungguh memberikan dampak positif bagi pembangunan daerah, bangsa dan negara ini, jika para lansia dapat lebih produktif dan sejahtera.
“Untuk itu para lansia juga harus diberdayakan dengan turut berperan dalam kegiatan-kegiatan pembangunan, yang tentu dengan memperhatikan fungsi, kearifan, pengetahuan, keahlian, keterampilan, pengalaman, usia, dan kondisi fisik mereka,” ujar Widya.(S-25)
Tinggalkan Balasan