AMBON, Siwalimanews – Gubernur Murad Ismail dan Wakil Gubernur Barnabas Nata­niel Orno didesak segera meng­optimalkan aset pemerintah daerah yang belum dioptimal­kan.

Pasalnya, dua bulan jelang berakhirnya masa jabatan pada 24 April 2024 mendatang, seba­gian besar aset milik Pemprov Maluku belum mampu dikelola dengan baik.

Sebut saja, Baileo Siwalima di Karang Panjangnya, Gedung Pasar Higienis di Tantui, Kapal Siwalima hingga Mess Maluku yang berada di jantung ibu kota negara di Jakarta belum mampu dikelola dengan baik.

Padahal, aset-aset yang ber­nilai miliaran rupiah tersebut jika dikelola dengan baik akan ber­dampak bagi pembangunan Maluku.

Demikian dikatakan Pengamat Kebijakan Publik Nataniel Elake kepada Siwalima melalui telepon selulernya, Selasa (20/2).

Baca Juga: Dua Anggota Ad-Hoc Bawaslu Meninggal Dunia

Elake menyayangkan sikap Pemprov dibawah kepemimpinan Gubernur Murad Ismail dan Wakil Gubernur Barnabas Orno yang tidak mampu mengoptimalkan sejumlah aset milik daerah.

“Aset aset daerah itu kan kekayaan rakyat Maluku, maka terlalu naif pemerintahan ini apabila tidak bisa dioptimalkan untuk kepentingan rakyat Maluku,” kesal Elake.

Aset daerah kata Elake jika dikelola dengan baik sudah pasti akan menyumbang peningkatan PAD yang berbanding lurus dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Maluku.

Menurutnya, 24 April adalah waktu bagi Gubernur dan Wakil Gubernur untuk meletakkan jabat­annya, maka jangan meninggalkan beban baru bagi pemerintahan selanjutnya dengan sejumlah aset yang tidak dikelola.

“Kami minta gubernur dan wakil gubernur sebelum akan berhenti tanggal 24 April harus segera menyelesaikan itu, agar jangan meninggalkan beban banyak,” tegasnya.

Elake menegaskan jika telah meninggalkan hutang yang cukup besar bagi rakyat Maluku dengan peminjaman SMI, maka jangan lagi meninggalkan beban berupa aset daerah yang terbengkalai dan rusak.

“Kalau sudah tinggalkan hutang SMI untuk dipikul rakyat Maluku, jangan lagi meninggalkan banyak beban untuk pemerintahan yang akan datang dengan aset yang rusak akibat tidak dikelola,” pungkasnya.(S-20)