AMBON, Siwalimanews – Upaya Pemkot Ambon untuk menembus zona kuning hingga saat ini belum mampu diwujudkan, padahal gonta ganti zona mulai dari kuning ke merah, merah ke kuningi, ku­ning ke orange hanya menjadi mainan kata Walikota Ambon, Richard Louhenapessy se­jak awal Nopember lalu.

Bahkan Pembata­san Sosial Berskala Besar (PSBB) sampai PSBB Transisi yang di terapkan Pemkot Ambon tidak mampu me­nekan laju kasus. Jus­tru sebaliknya, orang yang terpapar jumlah­nya terus naik.

“Sampai dengan saat ini jumlah kasus ter­konfirmasi di Kota Ambon sebanyak 3.460 kasus,” kata Ketua Harian Satgas Covid Maluku, Kasrul Selang dalam rilisnya yang diterima Siwalima, Minggu (29/11).

Dijelaskan jumlah itu jauh mele­bih kasus yang ada di kabupaten kota lain di Maluku. “Ambon masih yang terbanyak, dan sampai dengan hari ini jumlah yang dirawat mencapai 372 orang, 39 orang meninggal dan 3.049 orang dinyatakan sembuh,” jelas Kasrul.

Sementara secara umum di Ma­luku, jumlah kasus sampai dengan 29 November sebanyak 4.572 ka­sus terdiri dari 3,786 orang sem­buh dan 61 orang meninggal dunia. “730 orang di Maluku masih da­lam perawatan medis dan terba­nyak ada di Kota Ambon,” tan­dasnya.

Baca Juga: Lagi, Maluku Tambah 43 Pasien Positif Baru

Lanjut Transisi

Pemkot Ambon kembali me­mutuskan melanjutkan Pembata­san Sosial Berskala Besar (PSBB) transisi X selama 14 hari kedepan.

PSBB transisi X dimulai dari Senin (23/11) hingga Senin (7/12) mendatang. Hal ini disebabkan karena angka kematian di Kota Ambon masih tinggi dan mencapai 39 pasien.

Walikota Ambon, Richard Louhe­napessy menjelaskan, Kota Ambon masih lanjut PSBB transisi X. Walaupun angka penyembuhan tinggi yang mencapai angka 2.943, namun akan terganggu dengan angka kematian yang sampai hari ini mencapai angka 39.

“Tetap dilanjutkan saja karena memang sampai hari ini kurang lebih masih terkonfirmasi 412 walaupun tingkat penyembuhan itu sudah hampir 3000 itu cukup sig­nifikan, tetapi dari aspek meni­nggal itu juga masih bertambah. Nah itu yang mempengaruhi kita punya zona dan skors itu,” jelas walikota kepada wartawan di Balai Kota Ambon, Senin (23/11).

Kata walikota, angka terkonfir­masi yang naik pesat juga merupa­kan kerja keras dari pada tim PS­BB, sehingga lebih cepat mende­teksi orang-orang yang memiliki kontak erat dengan pasien yang terkonfir­masi dan juga pasien meninggal.

“Nah, saya tidak bisa bayangkan kalau itu sama sekali kita abaikan. Itu dipastikan akan bertambah,” kata walikota.

Walikota mengungkapkan, pi­haknya akan lebih perketat peng­awasan dari akar rumput, guna untuk mengedukasi masyarakat betapa pentingnya sadar akan protokol kesehatan. “Dalam waktu dekat ini kita akan konsentrasi sosialisasi ke desa-desa kelura­han tim akan masuk lagi dalam minggu ini,” ujar walikota.

Tak hanya sampau disitu, lanjut walikota, pihaknya akan perketat pemantauan serta tetap menso­sialisasikan pentingnya sadar protokol kesehatan di masa pandemi ini di rumah-rumah ibadah yang telah aktif beribadah.

“Kemudian pada hari Jumat dan hari Minggu tim akan berada pada tempat-tempat ibadah untuk bagi lagi masker. Kita mengingatkan mereka untuk itu,” jelas walikota.

Walikota berharap, dengan penurunan skoring serta ancaman kembalinya Kota Ambon ke zona merah, masyarakat dapat menya­dari pentingnya menjalankan protokol kesehatan agar tingkat penyebaran di Kota Ambon sema­kin melanda.

“Saya berharap betul dengan meningkatkan kesadaran masya­rakat, dia bisa memotong mata rantai itu. Saya musti ingatkan covid itu dia tidak berkurang, yang berkurang itu adalah kesadaran masyarakat kenapa, karena masyarakat sudah jenuh. Wah ini berbahaya betul,” tandas Walikota.

Disiplin Prokes Membaik

Tingkat kedisiplinan masyarakat Kota Ambon mulai membaik, hal itu ditandai dengan, masyarakat mulai sadar menggunakan mas­ker saat beraktivitas di luar rumah. Walikota Ambon, Richard Louhe­napessy optimis jika masyarakat tetap meningkatkan protokol kesehatan kedepan Ambon segera masuk zona kuning.

“Mudah-mudahan, dua minggu lagi, kalau kita bisa bekerja keras itu zona bisa kuninglah,” ungkap Wali­kota kepada wartawan usai me­launching Duta Perubahan Perilaku, di kawasan Ahusen, Kecamatan Sirimau, Kota Ambon, Selasa (3/11).

Diakuinya, scooring zona di Kota Ambon perharinya mengalami pro­gres yang lebih baik dari sebelum-sebelumnya. Sehingga diharapkan upaya yang dilakukan oleh petugas lapangan yakni sosialisasi secara per­suasif yang tak henti dapat mem­bawa Ambon masuki zona kuning.

“Sudah bagus sekali, zona kita orange, tapi scoring sudah naik tinggi, naik sekali, semoga bisa masuk ke kuning,” ujarnya.

Selain itu, Walikota manam­bahkan, Kota Ambon dapat keluar dari zona merah pada, (21/11) lalu itu berkat kegigihan petugas lapangan yang tak henti melakukan sosialisasi secara persuasif.

Langkah pendisiplinan yang selama ini dilakukan dengan menggunakan denda bagi pelanggar protokol kesehatan (prokes), serta masyarakat yang juga sudah mulai sadar dengan pelaksanaan prokes, berefek para peta zonasi Kota Ambon.

Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Ambon, Wendy Pelupessy mengatakan, untuk ketiga kalinya Kota Ambon keluar dari peta zonasi merah.

“Untuk ketiga kalinya Kota Ambon kembali keluar dari zona merah ke zona orange, dengan scoring 1,93 dari scoring zona sebelumnya hanya 1,72,” ungkap Pelupessy kepada wartawan di Ambon.

Pelupessy menambahkan, untuk tingkat kesembuhan di Kota Ambin sendiri, sampai dengan saat ini telah mencapai 2.244, yang dalam perawatan berjumlah 646. Sedangkan pasienn Covid-19 yang telah meninggal 32 orang. (S-39)