DOBO, Siwalimanews – Menyongsong peringatan HUT Gereja Protestan Maluku (GPM) mencanangkan gerakan keluarga melaut.

Pencanangan dilakukan oleh Ketua Sinode GPM pendeta Elifas Maspaitella di tempat Pariwisata Papaliseran, Desa Durjela yang dihadiri Wakil Bupati Aru Muin Sogalrey, Ketua DPRD Udin Belsi­gawai, anggota DPRD dan pimpinan OPD, serta para tamu undangan lainnya.

Wakil Bupati Aru Muin Sogalrey dalam sambutan mengatakan bahwa semangat pencanangan 87 tahun usia GPM memiliki semangat untuk menghadirkan karya Kebaikan alam dalam mewujudkan konteks catur panggilan gereja sebagai institusi yang terus berdinamika berkarya dan beradvokasi di masyarakat.

“Dalam keakraban hidup berma­syarakat serta bergereja, membuat kita tetap kuat untuk melakukan setiap tahapan dan peristiwa sejarah sebagai warga Gereja Kristen Ma­luku hingga saat ini,” ungkapnya.

Dikatakan, diusia 87 tahun, ini merupakan sebuah pencapaian yang sangat matang, menjadikan GPM terus melakukan riset dan adaptasi, dimana terjadi paskah perubahan yang sangat fundamental akibat krisis kesehatan global yakni pandemi Covid-19 yang sangat berdampak pada sebuah revolusi sosial bermasyarakat yang bergelombang.

Baca Juga: TNI Bantu Percepat Pemerataan Pembangunan di Maluku

“Dalam ekspektasi misinya, GPM  diharapkan menjadi agen pemuliaan hidup dalam identitas kekristenan yang bertanggung jawab serta menegakkan keadilan kebenaran, mengusahakan perdamaian dan kesejahteraan bagi masyarakat di Maluku dan Maluku Utara,” ujarnya.

Dikatakan, tidak mudah untuk melaksanakan misi suci ini, tetapi sebagai lembaga moral dan spiritual, GPM pasti optimis bahwa tidak ada persoalan yang tidak dapat diselesaikan, asalkan kita benar-benar berkarya dengan sungguh-sungguh dan menaruh penghargaan kepada Tuhan Yesus Kristus selaku kepala gereja.

“Atas nama pemerintah, saya memberikan apresiasi dan penghar­gaan yang setinggi-tingginya kepada MPH Sinode GPM yang telah melaksanakan sebuah rangkaian acara seremonial me­nyambut HUT GPM disaat ini,” ungkapnya.

Dirinya juga berharap, agar momentum itu tidak hanya sekedar selebrasi tanpa makna, tetapi berdampak baik untuk menunjukan bahwa gereja Tuhan ini masih ada.

Selain itu, berkarya dan bermisi untuk menghadirkan kebaikan alam di tengah dunia, sekaligus mene­gaskan bahwa yang dilakukan oleh GPM laksana menanam beni yang akan tumbuh, yang tidak mem­berikan gambaran bahwa GPM dan pemerintah tidak dapat dipisahkan, baik dalam persoalan sosial dalam konteks Indonesia,” lanjutnya.

“Artinya GPM dan semua umat beragama di Maluku bersepakat memberi kontribusi bagi nilai-nilai keindonesiaan itu sendiri seba­gaimana diamanatkan Pancasila dan UUD tahun 1945,” tandasnya.

Diakhir sambutan, ia mengajak warga GPM untuk terus menebar kebaikan dan pekah terhadap prososial ekologi dan alam semesta sebagai wujud bersyukur atas kasih karunia Allah.

“Mari bersama merajut dan mem­perkuat keindonesian kita di tengah realitas kehidupan masyarakat,” ucapnya. (S-11)