Gempa Guncang Banda, Warga Masohi Panik
MASOHI, Siwalimanews – Warga Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah dibuat panik hingga berhamburan keluar rumah akibat guncangan gempa dengan magnitudo 6,2 skla richter yang mengguncang Laut Banda pada, Selasa (8/9) pagi.
Kepanikan warga terlihat jelas, pasalnya mereka mengaku sangat merasakan getaran gempa sebanyak dua kali.
“Gempa tadi pagi kuat sekali, kondisi ini baru kembali kita rasakan setelah beberapa bulan terakhir ini. Jadi waktu itu saya dan keluarga langsung keluar rumah takut terjadi sesuatu,” ungkap Alex Mainase warga Namano Negeri Amahai, kepada Siwalimanews, Selasa (8/9).
Mainase mengaku, dua kali guncangan gempa itu seperti bumi sedang berayun-ayun.
“Gempa kuat, getarannya sangat kami rasakan, bumi seperti berayun ayun, jadi pagi tadi, suasana di lingkungan kami langsung ramai, warga malah bertahan di luar rumah lebih dari 20 menit,” sambungnya.
Baca Juga: Sejumlah Pusat Perbelanjaan Disterilkan Brimob MalukuKondisi yang sama juga dirasakan warga lainnya, kepanikan masyarakat diceritakan sangat menyolok dilingkungan Kantor Pemkab Malteng. Bagaimana tidak getaran terjadi saat mayoritas pegawai sedang mengikuti apel pagi, ratusan pegawai saat itu sontak panik dan membubarkan diri dari barisan.
“Kita semua bubar, getaran gempa membuat kepanikan. Untung tidak terjadi apa apa,” ucap Hariaty staff Bagian Humas dan Protokol Pemkab Malteng.
Untuk diketahui, gempa bumi dengan magnitudo 6,2 skala richter kembali menguncang Laut Banda pada Selasa (8/9) pukul 07.45.21 WIT.
Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG Rahmat Triyono menjelaskan berdasarkan hasil analisis BMKG menunjukkan gempa ini memiliki parameter update dengan magnitudo Mw=6,1.
Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 4,89 LS dan 129,84 BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 210 km arah Tenggara Kota Masohi, Kabupaten Maluku Tengah pada kedalaman 194 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempa yang terjadi merupakan jenis gempa menengah akibat adanya aktivitas subduksi di lempeng Laut Banda. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa ini memiliki mekanisme pergerakan naik ( thrust fault ),” jelas Triyono dalam rilisnya yang diterima redaksi Siwalimanews,Selasa (8/9).
Sementara guncangan akibat gempa ini kata Triyono, dirasakan di daerah Ambon dan Sorong III MMI dimana getaran dirasakan nyata dan di dalam rumah terasa getaran seakan akan truk berlalu. Sementara di Kairatu, Banda dan Manokwari dirasakan II-III MMI serta Kaimana II MMI.
Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa tersebut dan berdasarkan hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami. (S-36)
Tinggalkan Balasan