AMBON, Siwalimanews – Gempa tektonik bermagnitudo 6,7 SR menguncang Kabupaten Kepulauan Tanimbar (KKT) Rabu (26/2) sekitar pukul 14.33.12 WIT. Getaran gempa yang cukup kuat itu membuat masyarakat Kota Saumlaki, ibukota KKT panik dan ber­hamburan keluar dari dalam rumah.

Warga bahkan membunyikan tanda bahaya seperti tiang listrik untuk mengingatkan warga lainnya menghindar dari bangunan bertingkat atau gedung tinggi. Ledy Atdjas warga Kota Saumlaki yang dikonfirmasi Siwalima mengaku saat gempa terjadi ia baru pulang kerja.

“Pas gempa beta memang baru pulang kerja dan mau makan, orang-orang sudah berteriak ada gempa kita semua ramai-ramai lari keluar,” ujar Ledy.

Menurutnya gempa memang terasa kuat sekali tetapi goyangan­nya tidak lama karena warga me­mang sudah terbiasa dengan ke­kuatan gempa yang kerap terjadi di Saumlaki.

“Memang gempa kuat tetapi gon­ca­ngan tidak lama, sehingga warga kembali beraktifitas,” beber Ledy.

Baca Juga: Pemkot Diminta Fungsikan Lahan TPU Arbes

Ia mengaku sejauh ini belum ada laporan dari warga terkait dengan adanya kerusakan akibat gempa.

Walaupun goncangan terasa sam­pai ke Kainama namun masyarakat di Kota Saumlaki menurutnya hanya panik sebentar.

“Saya sudah cek ke teman-teman tetapi tidak ada laporan kerusakan akibat gempa, kalau ada nanti beta kabarin,” tandasnya.

Sementara itu BMKG merilis gempa bumi bermagnitudo 6,7, tidak berpotensi tsunami. Hasil analisis BMKG menunjukkan gempa bumi ini memiliki parameter awal dengan magnitudo M=6,7 yang kemudian dimutakhirkan menjadi M=6,0. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 7.68 LS dan 131.19 BT, atau tepatnya berlokasi di darat pada jarak 56 km arah Barat Laut Kota Saumlaki, Maluku pada kedalaman 63 km.

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposen­ternya, gempabumi yang terjadi meru­pakan jenis gempabumi mene­ngah akibat aktifitas sesar lokal. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan sesar mendatar (strike slip).

Guncangan gempa bumi ini dira­sakan di daerah Saumlaki IV MMI (bila pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Tual dan Kaimana II MMI (getaran dirasakan oleh beberapa orang, benda-benda ringan yang digan­tung bergoyang).

“Hingga saat ini belum ada laporan dampak kerusakan yang ditimbulkan akibat gempa bumi ter­sebut. Hasil pemodelan menunjuk­kan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami, tegas Kepala Pusat Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Rahmat Triyono dalam rilisnya yang diterima Siwa­lima, Rabu (26/2).

Ia menjelaskan hingg pukul 14.50 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock).  Untuk itu pihaknya dihimbau masyarakat agar tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

“Gempa tidak perpotensi tsunami, dan kita minta menghindari dari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal cukup tahan gempa, ataupun  tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yg membahayakan kestabilan bangunan sebelum anda kembali kedalam rumah,” tegasnya.

Selain itu juga warga harus pastikan informasi resmi hanya bersumber dari BMKG yang disebarkan melalui kanal komunikasi resmi yang telah terverifikasi bukan dari media sosial atau pihak lain.

“Harus mendengar informasi dari sumber resmi yakni BMKG atau pemerintah bukan dari media sosial,” tandasnya. (S-39)